Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Merujuk data dari Ditjen Minerba Kementerian ESDM, realisasi produksi bijih nikel tahun lalu tercatat sebanyak 60,95 juta ton, meroket dari realisasi tahun 2018 yang hanya sebesar 22,14 juta ton. Ekspor bijih nikel pada tahun lalu juga tercatat naik menjadi 30,19 ton dibanding tahun 2018 yang sebanyak 20,07 juta ton.
Menurut Bambang Gatot Ariono, Dirjen Minerba Kementerian ESDM saat itu, kenaikan produksi dan ekspor bijih nikel di tahun lalu hanya situasional sebagai efek psikologis atas percepatan larangan ekspor bijih nikel kadar rendah. Sementara untuk tahun ini, Bambang memprediksi produksi bijih nikel akan kembali berkisar di angka 30-an juta ton.
"Kenaikan di 2019 itu memang situasional, psikologis karena pemerintah menerapkan larangan ekspor. Perhitungan saya (produksi bijih nikel) untuk memasok kebutuhan di dalam negeri sekitar 30-an juta ton," kata Gatot dalam konferensi pers, 12 Maret 2020 lalu.
Baca Juga: Meleset, Kementerian ESDM hanya targetkan 2 smelter baru yang beroperasi tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News