Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Permintaan kayu lapis di pasar global diyakini masih stabil. Apalagi usai musim dingin, permintaan kebutuhan kayu lapis sebagai bagian dari material dan interior bangunan diperkirakan meningkat. Perusahaan diketahui memiliki kapasitas produksi kayu lapis hingga 190.000 meter kubik per tahun.
David mengatakan, perseroan tak akan melepaskan momentum tersebut dan berupaya menggenjot lini ekspornya usai musim dingin di luar negeri. Beberapa pasar tujuan ekspor SULI meliputi negara Amerika Serikat, Australia, negara-negara regional Asia Timur dan Eropa.
Baca Juga: Integra Indocabinet (WOOD) siap tangkap kekosongan pasar di AS akibat Corona
Mengenai dampak virus corona, menurut Wang, masih terlalu dini melihat dampaknya. Namun untuk jangka pendek, WOOD mengaku menerima pengalihan order dari China lantaran pembeli dari Eropa dan AS khawatir wabah yang berkepanjangan dan menghambat kebutuhan mereka.
Di sisi lain Abdul Sobur, Sekjen Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) kondisi wabah ini dapat menjadi peluang emas bagi eksportir furnitur dan kerajinan kayu Indonesia. "Industri bisa masuk ke pasar global seperti AS dan Eropa," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (21/2).
Saat ini nilai eksisting industri furnitur dan kerajinan kayu Indonesia mencapai US$ 1,7 miliar. Menurut Abdul, tahun ini industru ini masih punya kesempatan untuk tumbuh kisaran 6%-10%.
Baca Juga: Integra Indocabinet (WOOD) siapkan strategi penjualan di AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News