Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Jika tak ada aral melintang, tahun ini Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan mulai mengimpor listrik dari Serawak, Malaysia. Impor ini untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan Barat yang kerap biarpet.
Namun, sebelum melakukan pembelian listrik, PLN dan dan Pemerintah Malaysia, yang diwakili Serawak Energy Berhad, akan membangun jalur interkoneksi listrik. Sebagai informasi, Serawak memiliki kapasitas listrik 3.000 megawatt (MW) dan Kalimantan Barat 250 MW.
Jaringan listrik itu akan menggunakan transmisi 275 kilovolt (kV) sepanjang 122 kilometer (km) dari Bengkayang, Kalimantan Barat hingga Mambong, Serawak. Sepanjang 86 km berlokasi di Kalimantan Barat, dan sisanya berada di Serawak. PLN dan Serawak Energy sepakat menanggung investasi di masing-masing negara. "Kalau proses pembangunan berjalan cepat, target kami 2014 sudah beroperasi," ujar Direktur Utama PLN Nur Pamudji, pekan lalu.
Kesepakatan lain, kerjasama jual-beli listrik antara PLN dan Serawak Energy akan berlangsung selama 25 tahun dan terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama, selama lima tahun awal PLN akan mengimpor setrum dari Serawak Energy.
Tanpa menyebutkan harga, Nur Pamudji bilang, penentuan harga listrik antara PLN dan Serawak Energy berdasarkan skema bisnis dengan persetujuan pemerintah. "Yang jelas itu murni harga pasar. Artinya, seluruh biaya yang kami keluarkan ditanggung oleh pembeli," katanya.
Kedua, jual-beli listrik antara keduanya akan dilakukan berdasarkan harga keekonomian kedua sistem tenaga listrik (economic exchange power transfer) dengan menggunakan prinsip day-head agreement. Pasokan dari Serawak rencananya akan berasal dari pembangkit tenaga listrik di wilayah tersebut.
Di luar itu, PLN berencana membangun pembangkit listrik 100 MW di Kalimantan Barat. Namun, belum ketahuan kapan PLN akan merealisasikan rencana itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News