Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
BANDARLAMPUNG. Ingin memenuhi kebutuhan listrik lokal di Lampung, PT Supreme Energy tawarkan listik ke PLN sebesar 9,5 sen per KwH.
"Selain membangun sumur bor, kami juga menyiapkan pembangkitnya di Kawasan hutan Gunung Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Tentu harga itu bersaing dengan sumber energi lainnya," kata Site Support Manager PT Supreme Frangky Tungka pada Jumat (28/11/2014).
PT Supreme menyediakan 220 MW dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) guna membantu mengatasi krisis energi di Lampung.
Sejauh ini, sebenarnya sudah ada pembangkit listrik geothermal di Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Lampung yang dikelola Pertamina dan pembangkitnya difasilitasi oleh PT PLN Wilayah Lampung dengan kapasitas 110 MW.
Namun demikian, sekitar 25% produksi listrik dari pembangkit Ulubelu itu tidak termanfaatkan lantaran harga yang ditawarkan masih lebih tinggi dibandingkan sumber energi dari bahan lainnya seperti batu bara.
PT Supreme saat ini tengah melakukan proses pembangunan proyek di atas lahan seluas 15 hektare dari 50 hektare pengajuan izin pengelolaan di Hutan Gunung Rajabasa, Lampung Selatan.
"Proses pembangunannya sudah berjalan lima persen dari tahun 2007 dan ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2009. Tahapan yang berjalan saat ini membangun dermaga," ujar Frangky.
Meskipun telah mengantongi izin pengelolaan lahan, namun perusahaan tersebut masih mengalami kendala dengan penduduk sekitar kawasan. Berdirinya perusahaan tersebut dirasa masyarakat akan berdampak pada perusakan lingkungan dan mengurangi debit air sumur milik masyarakat setempat.(Eni Muslihah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News