kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suramadu Beroperasi, Jumlah Operator Penyeberangan Berkurang


Selasa, 06 Oktober 2009 / 11:25 WIB
Suramadu Beroperasi, Jumlah Operator Penyeberangan Berkurang


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Hukum bisnis di industri transportasi masih berlaku. Setelah jembatan Suramadu yang menghubungkan dua Kota di Provinsi Jawa Timur, yakni Surabaya dan Madura beroperasi pada Juni silam, jumlah angkutan penyeberangan laut yang melayani pelabuhan penumpang dari dua kota tersebut berkurang hampir separuhnya.

Wiratno, Direktur Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Departemen Perhubungan, mengungkapkan, sebelum Suramadu beroperasi setidaknya masih ada 17 kapal yang melayani penyeberangan komuter dari Surabaya-Madura dan sebaliknya.

"Namun saat ini hanya tinggal 10 kapal beroperasi yang dimiliki oleh empat operator. Tiga diantaranya yaitu DLU, Jembatan Madura, dan PWT," kata Wiratno, Selasa (6/10).

Wiratno menambahkan, berkurangnya jumlah kapal yang melayani rute penyeberangan antarpulau itu, karena volume penumpang dan kendaraan yang menggunakan jasa kapal penyeberangan berkurang setelah Jembatan Suramadu beroperasi.

Maklum, dengan beroperasinya jembatan Suramadu, masyarakat yang ingin menuju Pulau Madura atau Surabaya, tak perlu lagi menggunakan angkutan penyebrangan. Kini, mereka bisa menggunakan kendaraan pribadi angkutan darat.

Karena itu, wajar, jika jumlah penumpang angkutan penyebrangan mulai tergerus oleh angkutan darat. Catatan terakhir saat musim Lebaran kemarin, menyebutkan, jumlah penumpang kapal penyeberangan turun 64% dibandingkan sebelum Suramadu beroperasi atau sebanyak 31.589 orang per hari.

Sementara jumlah kendaraan roda dua turun 39% menjadi 5.911 unit per hari dan kendaraan roda empat anjlok drastis sebesar 95% menjadi hanya 327 unit per hari.

"Karena itu kita antisipasi dengan memindahkan ke lintas lain. Yaitu melayani rute Bengkalis-Sungai Pakning, Ketapang-Gilimanuk, Palembang-Muntok (Tanjung Kelian), Padang bay-Lembar, dan Kayangan-Kutatanu. Saat ini, pengalihan itu sudah berjalan, ke depan kita akan evaluasi lagi apakah perlu dialihkan ke tempat lain," jelas Wiratno.

Meski harus mengalami kenyataan pahit, Wiratno optimistis, operator kapal penyeberangan tidak akan gulung tikar. Hal itu mengingat masyarakat ke dua pulau masih sangat membutuhkan pelayanan kapal penyeberangan tersebut.

"Sekitar 40% penumpang yang ingin menyebrang ke dua pulau itu masih menggunakan kapal. Sebab, kapal ini merupakan angkutan komuter. Lagipula, tarif kapal lebih murah separuhnya dari tarif lewat Suramadu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×