Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) torehkan kinerja positif hingga September 2025.
Melansir laporannya di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (28/10/2025), SBMA membukukan kenaikan pendapatan sebesar menjadi Rp 102,75 miliar. Angka ini naik dari Rp 96,61 miliar yang diraup setahun sebelumnya.
Seiring dengan itu, laba tahun berjalannya juga meningkat 3,17% YoY dari Rp 9,72 miliar menjadi Rp 10,03 miliar.
Menurut Wakil Direktur SBMA, Welly Sumanteri, pertumbuhan pendapatan ini terutama didorong oleh naiknya permintaan gas industri dari pelanggan utama di sektor pertambangan konstruksi dan energi di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Selain itu, implementasi sistem digital monetary pada fasilitas produksi di Balikpapan juga meningkatkan efisiensi pengisian dan distribusi gas perusahaan.
Baca Juga: Perusahaan Indonesia Dominasi Penghargaan ESG Asia Tenggara 2025
Kami juga menyesuaikan harga jual pada beberapa produk utama, terutama acetylene dan oksigen yang dilakukan secara selektif untuk menjaga margin keuntungan,” terang Welly dalam paparan publik, Senin (10/11/2025).
Dari sisi biaya, beban pokok penjualan SBMA hingga September 2025 sebesar Rp 50,61 miliar, naik 8,63% YoY dari Rp 46,59 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Kata Welly, hal ini disebabkan oleh peningkatan volume produksi serta fluktuasi biaya energi.
Dus, margin laba kotor perusahaan mencapai 52% atau Rp 52,13 miliar, naik 4,23% YoY dari setahun sebelumnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasional SBMA, Fran Budianto Gunawan menjelaskan, hinga akhir September 2025, SBMA mencatat peningkatan volume produksi sebesar 8% YoY.
Capaian tersebut merupakan hasil dari optimalisasi kapasitas pabrik utama SBMA di Balikpapan pelaksanaan preventive maintenance yang lebih disiplin, dan peningkatan efisiensi distribusi ke pelanggan utama di sektor industri, pertambangan, dan konstruksi.
Selain itu, SBMA telah mengimplementasikan sistem digital baru bernama SAFFIX yang memungkinkan pelacakan tabung gas secara real time di seluruh cabang.
“Sistem ini meningkatkan visibilitas terhadap ketersediaan botol kosong, mempercepat proses evaluasi, serta mengoptimalisasi rotasi tabung sehingga berkesinambungan dalam pasokan yang terjaga dengan baik,” jelas Fran.
Dari sisi pemasaran, lanjut Fran, SBMA terus memperluas jangkauan pasar dengan strategi berbasis data, mencakup optimalisasi hubungan dengan pelanggan eksisting, pengembangan pasar baru di wilayah potensial, serta peningkatan layanan purna jual.
“Keberhasilan perseroan tidak hanya ditopang oleh efisiensi dan inovasi, tetapi juga oleh komitmen seluruh tim dalam membangun budaya kerja yang aman, produktif, dan berkelanjutan,” tutupnya.
Baca Juga: Mandom Indonesia (TCID) Targetkan Raih Laba Akhir Tahun 2025
Selanjutnya: BRI Salurkan KUR Rp 147 T Okt 2025, Cek Cara Ajukan Pinjaman & Tabel Angsuran KUR
Menarik Dibaca: Jangan Lupa Sentuh 6 Titik Sensitif Perempuan Ini Agar Makin Bergairan dan Panas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













