Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT ASI Pudjiastuti Aviation atau Susi Air bakal terus melakukan ekspansi di industri penerbangan. Susi Air pun sudah menyiapkan dana US$ 300 juta untuk membeli 33 pesawat lagi.
"Kami akan menambah 33 pesawat lagi sampai tiga tahun mendatang. Total nilai investasi yang disiapkan mencapai US$ 200 juta sampai US$ 300 juta," kata CEO Susi Air Susi Pudjiastuti, Rabu (23/11).
Susi mengungkapkan, jumlah dana untuk membeli pesawat itu didapat dari pinjaman perbankan. Namun, kalau pun itu tidak didapat, maka pihaknya bakal menerbitkan obligasi. "Kalau tidak, kita akan mencari private investor," katanya.
Sejauh ini, total armada yang dimiliki Susi Air total 47 pesawat. Itu terdiri dari pesawat jenis cessna atau pun helikopter. Menurutnya, industri penerbangan, khususnya untuk perintis, masih sangat memiliki potensi besar. Pasalnya, luas wilayah Indonsia yang besar menjadi peluang tersendiri bagi bisnis penerbangan.
Meski demikian, Susi mengaku cukup berat menjalankan bisnis di industri penerbangan perintis. Pasalnya kondisi medan untuk penerbangan perintis terbilang sulit. Sebut saja, setahun terakhir ini, sudah dua kali pesawat Susi Air jatuh di Papua. Terakhir, pesawat jenis Cessna Grand caravan menabrak gunung di Sugapa, Intan Jaya, Papua.
"Saya sempat ingi menyerah. Penerbangan di sana selalu membuat khawatir. Apalagi ditambah dengan kondisi cuacanya dengan kabut tebal," katanya.
Namun, desakan warga setempat yang sangat terbantu dengan adanya penerbangan ke daerah tersebut membuat Susi kembali bersemangat. "Kalau tidak terbang, bupati di sana pada turun. Mereka bilang daerahnya gelap," katanya.
Selain berencana menambah jumlah pesawatnya, Susi kini pun mulai merancang sekolah pilot. Lokasinya nanti berada di Pangandaran. Susi menargetkan Maret 2012 mendatang sekolahnya sudah mulai bisa jalan. "Kita sekarang on the way sambil menunggu izin keluar untuk sekolah pilot ini," jelasnya.
Khusus untuk pengembangan sekolah pilot, Susi mengaku sudah menyiapkan enam pesawat latih. "Kami menargetkan tahun pertama sekolah bisa menjaring 20 sampai 60 murid," katanya.
Menurutnya, kebutuhan pilot untuk industri penerbangan sangat tinggi. Sekurangnya, kebutuhan pilot tiap tahun mencapai 1.300 orang. Namun sayang, sejauh ini kebutuhan pilot banyak diisi oleh pilot asing. Pada maskapai Susi Air saja, dari 160 pilot yang dimiliki, hanya tiga orang yang berasal dari lokal. "Kebanyakan pilot-pilot yang sekarang masih belajar sudah diambil oleh maskapai-maskapai penerbangan besar. Makanya saya merintis sekolah pilot," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News