Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Manajemen PT Synthetic Rubber Indonesia masih harap-harap cemas menanti kepastian untuk menjadi salah satu penerima fasilitas tax holiday atau diskon pajak penghasilan bagi badan usaha untuk sementara waktu lantaran melakukan investasi baru. Permohonan cucu usaha Chandra Asri Petrochemical Tbk ini sudah mendapat rekomendasi Kementerian Perindustrian, tinggal persetujuan dari Ditjen Pajak Kementerian Keuangan.
PT Synthetic Rubber meminta fasilitas tax holiday selama 8 hingga 10 tahun. Sebab dalam hitungan mereka, pada tiga tahun pertama masih rugi sehingga belum bisa menikmati fasilitas itu. Sementara pemerintah selama ini cuma mau memberikan tax holiday selama 5 tahun. Artinya perusahaan ini cuma bisa menikmati diskon pajak dua tahun.
Pun demikian, Suhat Miyarso, Corporate Relations PT Chandra Asri, Jumat (23/9), masih berharap fasilitas diskon pajak ini dan bisa diperpanjang masa berlakunya. Ia tak mempermasalahkan meski dalam perpanjangan waktu tetap dikenakan kewajiban membayar PPh badan dengan tarif 50%.
Sekadar catatan, PT Synthetic Rubber Indonesia merupakan perusahaan hasil joint venture dengan produsen ban asal Prancis, Compagnie Financiere Du Groupe Michelin (Michelin) dengan PT Chandra Asri. Chandra Asri menguasai 45% lewat anak usaha PT Petrokimia Butadiene Indonesia.
Keuntungan bagi Chandra Asri, bila pabrik joinan ini beroperasi bakal jadi penyuplai butadiena yang dihasilkan PT Petrokimia Butadiene.
Saat ini pembangunan pabrik PT Synthetic Rubber Indonesia sudah mencapai 32%. Pabrik ini ditargetkan kelar kuartal I- 2018 mendatang.
Pembangunan pabrik butadiena dan pabrik ban merupakan upaya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk untuk menggali potensi penghasilan di dalam negeri. Perusahaan ini melihat potensi tumbuh lantaran selama ini produk kimia untuk pabrik ban banyak mengandalkan impor.
Dengan upaya ini, Suryandi, Corporate Secretary PT Chandra Asri Petrochemical optimistis bisa mencapai target laba US$ 250 juta pada 2016 ini. Optimisme ini setelah melihat kinerja semester I-2016 sebesar US$ 129,8 juta atau naik enam kali dari 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News