kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tabrakan LRT Jabodetabek tabrakan, ini profil & progres proyek strategis nasional itu


Senin, 25 Oktober 2021 / 21:35 WIB
Tabrakan LRT Jabodetabek tabrakan, ini profil & progres proyek strategis nasional itu
ILUSTRASI. Dua kereta ringan lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek tabrakan di jalur layang ruas Cibubur-TMII pada pukul 12.30 WIB . ANTARA FOTO/ Asprilla Dwi Adha/rwa.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kereta light rail transit (LRT) Jabodebek tabrakan di kawasan Munjul, Jakarta Timur, Senin (25/10). Sampai saat ini belum diketahui penyebab tabrakan terjadi.

Yang pasti hingga saat ini, LRT masih dalam tahap uji coba alias belum beroperasi untuk umum.

Catatan KONTAN, proyek pembangunan light rail transit atau LRT Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek) sudah dimulai sejak September 2015. 

LRT juga termasuk salah satu Proyek Strategis Nasional dengan nilai investasi proyek sebesar Rp 23,3 triliun.

Harapannya, LRT akan  menjadi salah satu moda transportasi massal yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penumpang serta lantaran bisa terhindar dari kemacetan. Adapun, LRT Jabodebek bisa beroperasi pada pertengahan 2022.  

Baca Juga: Viral! LRT Jabodebek tabrakan di rel di atas ruas Tol Jagorawi KM 12/600 Cipayung

Ada empat perusahaan negara atau BUMN yang terlibat dalam pembangunan LRT yakni PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Len Industri (Persero), PT INKA , dan PT KAI. Ini sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomer 49/2017. 

Sesuai dengan Perpres itu, KAI ditugaskan untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana LRT Jabodebek, antara lain pengadaan sarana, pengoperasian sarana dan prasarana, dan perawatan sarana dan prasarana. 

KAI juga bertanggung jawab atyas pengusahaan sarana dan prasarana termasuk pendanaan prasarana Kereta Api Ringan /Light Rail Transit terintegrasi serta penyelenggaraan system tiket otomatis (Automatic Fare Collection).

Untuk memastikan proyek LRT Jabodebek beroperasi tepat waktu, KAI diusulkan menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun ini sebesar Rp 2,7 triliun. Dana ini rencananya untuk pemenuhan cost overrun proyek LRT Jabodebek atas dampak kemunduran penyelesaian proyek tersebut.

Adapun, ADHI telah menerima realisasi pembayaran ke delapan untuk pekerjaan proyek LRT Jabodebek Fase I senilai Rp 520,5 miliar (termasuk PPN) dari pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Pembayaran ini dilakukan berdasarkan progres pekerjaan dari bulan Juli hingga September 2020.

Dengan begitu, secara keseluruhan ADHI telah menerima pembayaran atas pembangunan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp 13,8 triliun (termasuk PPN). Dengan kata lain, anggaran yang telah Adhi Karya terima sejauh ini mencapai 59,22%.

Progres pembangunan proyek LRT Jabodebek yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2022 ini sudah mencapai 94,36% hingga September 2021. 

Perinciannya: Lintas Pelayanan I Cawang- Harjamukti sebesar 98,98%, Lintas Pelayanan II Cawang - Dukuh Atas sebesar 90,7%, dan Lintas Pelayanan III Cawang - Jatimulya sebesar 91,8%. Selanjutnya, progres akses stasiun sebesar 42,71%, konstruksi depo sebesar 51,39%, sarana sebesar 64,70%, dan integrasi sebesar 35,49%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×