kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tagihan listrik pelanggan PLN pada Juli melonjak lagi, kok bisa?


Jumat, 03 Juli 2020 / 15:35 WIB
Tagihan listrik pelanggan PLN pada Juli melonjak lagi, kok bisa?
ILUSTRASI. Pelanggan memeriksa meteran listrik PLN


Reporter: Pratama Guitarra, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Pratama Guitarra

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tagihan listrik pelanggan PT PLN (Persero) pada bulan Juli 2020 ini masih mengalami lonjakan. Berbeda dari bulan sebelumnya, keluhan lonjakan terjadi lantaran penggunaan listrik lebih sedikit ketimbang sebelumnya.

Misalnya contoh, salah satu pelanggan PLN yang mengeluhkan hal ini di media sosial atau twitter @pln-123 atas akun @opadoang. Dia memberikan bukti tagihan listrik pada bulan Juli ini yang lebih tinggi dari bulan Juni.

Padahal, penggunaan listrik selama Juni ke Juli hanya 200 killo watt hour (kWh). Namun, ia harus membayar tagihan sebesar Rp 367.114. Hal itu lebih besar ketimbang tagihan yang dibayar pada bulan Juni lalu mencapai Rp 268.292 di mana penggunaan listrik pada Juni itu mencapai 289 kWh.

Baca Juga: Masih ada keluhan kenaikan tarif listrik hingga puluhan persen, ini jawaban PLN Masih ada keluhan kenaikan tarif listrik hingga puluhan persen, ini jawaban PLN

Sewajarnya, dengan pemakaian listrik 200 kWH jika dikalikan dengan tarif listrik 1.300 Volth Amphere (VA) atau Rp 1.467,28 per kWH, maka tagihan yang harus dibayarkan pelanggan tersebut senilai Rp 293.456.

"Tolong dijelaskan bagaimana tagihan saya naik padahal penggunaan listrik turun dari yang sebelumnya," terang akun @opadoang, pada Kamis (2/7).

Selain itu akun @nanoen_06 juga mengalami hal yang sama. Di mana pada bulan Juli ini ia harus membayar tagihan senilai Rp 367.789 dengan penggunaan meteran listrik hanya 208 kWh.

Sementara pada Juni lalu dengan penggunaan meteran listrik mencapai 373 kWH ia hanya membayar Rp 284.988. "Penggunaan kWh lebih kecil tapi tagihannya lebih besar dari bulan lalu," terangnya.

Baca Juga: IESR: Pemerintah perlu evaluasi dan analisis terkait harga dan pengadaan energi PLN IESR: Pemerintah perlu evaluasi dan analisis terkait harga dan pengadaan energi PLN

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril berkilah, lonjakan tagihan pada bulan Juli ini tak lepas dari pemakaian listrik rumah tangga yang masih tinggi.

Meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah dilonggarkan dan memasuki masa new normal, tapi sejumlah perusahaan masih memberlakukan Work From Home (WFH).

"Masih PSBB kan, pemakaian masih sama seperti bulan sebelumnya. Betul (konsumsi listrik rumah tangga masih besar) tapi tidak setinggi pada rekening bulan Juni," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jum'at (3/7).

Bob juga memastikan keakuratan pemakaian listrik yang ditagihkan. Sebab, PLN sudah tidak menggunakan penghitungan rata-rata tiga bulan, melainkan telah membaca kWh meter yang memotret kondisi riil konsumsi listrik pelanggan.

"Betul, kita membaca semua pelanggan pada pemakaian Juni, rekening Juli," sambung Bob.

Sayang Bob belum bisa memastikan, apakah kenaikan tagihan itu juga karena adanya tambahan tagihan atas cicilan tagihan yang mengalami lonjakan pada bulan lalu.

Ia beralasan, bahwa penambahan yang disebabkan dari cicilan akan terpantau dan bisa dihitung, karena besarannya sudah disampaikan kepada pelanggan. "Kalau cicilan kan tambahan. Digabungkan dengan pemakaian bulan berjalan. Waktu penyelesaian disampaikan berapa cicilannya, tinggal dikurangi saja," jelas Bob.

Terkait dengan tagihan listrik ini, Bob mencatat hingga akhir bulan Juni PLN sudah menampung pertanyaan dan keluhan dari 116.971 pelanggan. "(Dari jumlah itu) terselesaikan 99,09%," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×