Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konsumer, PT Siantar Top Tbk (STTP) mengincar pertumbuhan kinerja yang lebih baik di tahun 2022. Di sisi lain, STTP juga menghadapi beberapa tantangan bisnis yang bisa mempengaruhi kinerjanya di tahun ini.
Direktur Siantar Top Armin menyampaikan, memasuki tahun 2022, pihaknya mengincar pertumbuhan penjualan dan laba berada di level dua digit. Target tersebut merujuk pada capaian kinerja STTP sepanjang tahun lalu. Meski belum merilis laporan keuangan 2021, pihak STTP menilai bahwa kinerjanya sudah sesuai harapan.
“Tahun 2021 lalu, pertumbuhan kami sudah mendekati dua digit. Harusnya bisa tercapai,” ujar dia, Minggu (16/1).
Bila merujuk pada laporan keuangan per kuartal III-2021, penjualan bersih STTP naik 8,06% (yoy) menjadi Rp 3,04 triliun. Sayangnya, laba bersih perusahaan ini turun 9,60% (yoy) menjadi Rp 433 miliar di periode yang sama.
Baca Juga: Sektor FMCG Diproyeksikan Bisa Tumbuh di 2022
Armin mengaku, tidak mudah bagi STTP untuk memenuhi target kinerja yang ditetapkan. Sejumlah tantangan bisnis yang terjadi di tahun 2021 masih berlangsung hingga tahun ini. Misalnya, kenaikan harga bahan baku material pembuatan produk dan bahan baku kemasan produk, hingga kelangkaan kontainer dan kapal.
Ditambah lagi, pandemi Covid-19 belum berakhir. Bahkan, keberadaan varian Omicron bisa kembali mengancam kemampuan mobilitas dan daya beli masyarakat yang notabene berdampak pada sektor konsumer.
Manajemen STTP sendiri masih memonitor situasi dalam beberapa waktu ke depan. Perusahaan ini tidak ingin terburu-buru mengambil sikap apakah akan mengerek harga jual produk ke konsumen atau tidak. “Kalau kami bisa bertahan, maka harga produk tidak naik. Kalaupun ada kemungkinan kenaikan harga, itu hanya di beberapa produk saja,” ungkap Armin.
STTP juga tetap membuka peluang perilisan produk baru di tahun ini. Namun, kembali lagi, perusahaan ini perlu melihat perkembangan situasi pasar terlebih dahulu. STTP bisa saja meluncurkan produk yang benar-benar baru ataupun inovasi dari produk yang telah ada sebelumnya.
Sekadar informasi, STTP memiliki tiga segmen produk makanan ringan, yaitu kerupuk yang meliputi merek French Fries 2000, Tic Tic, dan Twistko. Kemudian, terdapat segmen mie dengan merek seperti Spix Mie Goreng, Gemez Enaak, Soba Mie, dan Suki. Ada pula segmen biskuit dan wafer seperti Deo Goriorio, Deo Go Potato, Go Malkist, dll. Selain itu, STTP juga menjual kopi instan dengan merek O’Krimer dan Maestro.
Lebih lanjut, pihak STTP merencanakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 350 miliar di tahun 2022. Sebagian dana tersebut akan dipakai untuk potensi penambahan kapasitas fasilitas produksi STTP, misalnya dengan membeli mesin baru.
“Seiring dengan tingginya utilitas pabrik, maka diperlukan nantinya penambahan fasilitas. Tapi ini tidak sampai membutuhkan investasi yang terlalu besar,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News