Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Trisula International Tbk (TRIS) menyiapkan belanja modal US$ 1 juta pada 2015. Dana ini untuk pengembangan pabrik dan menambah gerai penjualan. Perusahaan ini siap menambah gerai jadi 330 gerai tahun depan.
Tjhoi Lisa Tjahjadi, Presiden Direktur Trisula International bilang, dana belanja modal perluasan pabrik yang akan dilaksanakan tahun depan tidak terlalu besar. Hal ini lantaran dua tahun belakangan ini perseroan telah keluarkan banyak investasi.
"Untuk capital expenditure (capex) tahun depan mencapai US$ 1 juta untuk pabrik dan tambahan gerai. Ada tambahan Rp 10 miliar sampai Rp 15 miliar untuk promosi ritel," kata Lisa selepas paparan publik, Jumat (5/12).
Sebagai gambaran, tahun lalu, jumlahnya 276 gerai. Tahun ini Trisula berusaha membuka 30 gerai termasuk gerai shop in shop yakni gerai yang berada di Sogo DepartmentStore dan Matahari Department Store.
Hingga akhir November, TRIS telah memiliki sebanyak 290 gerai. "Tahun depan jumlah gerai mudah-mudahan tumbuh 10%," ujarnya. Dengan begitu, pada 2015 jumlah gerai menjadi sekitar 330 gerai.
Sekretaris Perusahaan Trisula International Marcus Brotoatmodjo menjelaskan, sumber dana belanja modal berasal dari kas internal perusahaan. "Capex berasal dari arus kas. Kami akan optimalkan penjualan," ujar dia.
Rupanya, Trisula tengah berupaya mengoptimalkan penjualan di pasar dalam negeri. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2014 penjualan ritel di dalam negeri yang tumbuh 16% secara year on year (yoy) sebesar Rp 122,5 miliar. Namun, kontribusi penjualan terbesar masih berasal dari penjualan internasional yaitu mencapai 78% dengan nilai Rp 430,8 miliar.
Tapi, pertumbuhan penjualan internasional hanya 6% di periode tersebut. "Harapan kami kontribusi bisnis ritel tahun depan bisa semakin tumbuh. Mudah-mudahan bisa menjadi 25% kontribusi ritel dalam negeri," ujar Lisa.
Demi mengejar target bisnis ini, Trisula bakal gencar promosi dan menambah gerai penjualan merek JOBB dan Hallmark. TRIS sudah menyiapkan dana promosi untuk konsep baru kedua merek ini. Masing-masing Rp 3 miliar untuk JOBB dan Rp 5 miliar untuk Hallmark. Trisula harus menggenjot ekspansi bisnis agar penjualan bisa terdongkrak.
Sebagai gambaran, hingga September 2014 laba bersih Trisula mengalami penurunan 23,81% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Nilainya, tahun lalu laba Rp 21 miliar, tahun ini turun menjadi Rp 16 miliar. "Bottom line sulit untuk bisa tumbuh di atas 20% tahun ini. Ada banyak hal yang menekannya," ungkap Lisa.
Salah satu penyebab tekanan kinerja TRIS adalah kenaikan biaya seperti upah karyawan. Misalnya upah di wilayah Bandung naik sebesar 25%. Maklum saja, di Kota Kembang ini, TRIS punya pabrik tekstil dengan kapasitas lima juta potong per tahun.
"Kenaikan upah berimbas pada kenaikan biaya operasional 3%-4%. Kenaikan biaya operasional juga terkena dampak kenaikan energi dan listrik sekitar 40%," terang Yohanes Linero, Direktur Operasional Trisula International.
Karena itu, Lisa memperkirakan pencapaian target penjualan yang realistis tahun ini sekitar Rp 750 miliar. Tapi, Lisa optimisits laba bersih TRIS sampai akhir tahun ini tetap positif. Ia bakal mengejar pertumbuhan bisnis tahun depan dengan mengoptimalkan pasar domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News