Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JaKARTA. PT Trisula International Tbk. semakin gencar menancapkan kuku di kawasan Asia Pasifik. Seakan tak cukup mengandalkan produksi sendiri, perusahaan itu mengakuisisi 85% saham Mido Uniforms Pte. Ltd, produsen seragam asal Singapura.
Untuk mengempit mayoritas saham Mido, Trisula International harus merogoh kantong hingga Rp 22,95 miliar. Sejauh ini, proses akuisisi sudah sampai tahap mengumpulkan laporan perusahaan, sebagai syarat akuisisi.
Perusahaan yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia tahun lalu ini menargetkan proses akuisisi tuntas di kuartal II-2014. "Kami menargetkan Juni nanti, Mido Uniforms sudah bisa kami masukkan ke laporan keuangan," ujar Lisa Tjahjadi, Direktur Utama PT Trisula International. Targetnya, tahun ini, Mido Uniforms bisa memberi kontribusi pendapatan 7%-8% bagi Trisula.
Alasan Trisula International tertarik mendekap Mido Uniforms lantaran kesamaan jenis produksi. Mido Uniforms juga fokus pada perdagangan pakaian seragam.
Selain itu, pangsa pasar Mido Uniforms juga menjangkau wilayah Asia, atau tak hanya di Singapura. Senada, laporan keuangan Trisula International juga menyuguhkan porsi ekspor lebih besar ketimbang porsi penjualan di Tanah Air. Tahun lalu, penjualan ekspor bekontribusi hingga 79,62% terhadap total pendapatan atau Rp 533,68 miliar.
Daya jangkau pasar Mido Uniforms yang luas tersebut sejalan dengan misi Trisula International yang ingin memperbesar pasar di Asia Pasifik. “Tahun lalu, kami masih mendapatkan pertumbuhan penjualan dari pasar baru Asia, seperti Korea Selatan,” beber Lalit Matai, Direktur Pemasaran Trisula International.
Tak heran jika tahun ini Trisula International masih akan membidik pasar Korea Selatan. Plus, pasar potensial lain di Asia Pasifik, seperti Singapura, Malaysia, Jepang, dan Australia.
Perusahaan itu meyakini strategi kembali membidik pasar ini bisa meningkatkan penjualan ekspor 2014 hingga 20%. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan penjualan ekspor 2013 yang sebesar 13,34%. Jika tahun ini bisa tumbuh 20%, berarti penjualan ekspor yang diharapkan oleh Trisula International sebesar Rp 640,42 miliar.
Buka 40 gerai baru
Selain memperbesar pasar ekspor, perusahaan ini juga akan mengembangkan pasar ritel di dalam negeri. Caranya adalah membangun 40 gerai baru. Namun, Lisa belum dapat memastikan lokasi yang diincar. Dia hanya mengatakan, pada 10 April nanti, Trisula akan membuka gerai baru di Bintaro Jaya Exchange Mall, Tangerang Selatan.
Kalau dari sisi merek, Trisula akan lebih banyak mengandalkan penjualan dari merek Bonds dan G2000. Asal tahu saja, Bonds adalah merek terbaru asal Australia yang lisensinya baru didapat pada Agustus 2013 lalu.
Sementara untuk merek lain seperti JOBB dan Jack Nicklaus, perusahaan ini berencana merenovasi dan mengevaluasi gerai. "Kadang kami juga menutup gerai kalau memang kinerjanya kami nilai tak sesuai performa," ungkap Lusi.
Untuk semua rencana kerja tahun 2014 itu, Trisula International menganggarkan belanja modal sekitar Rp 41,450 miliar. Dana tersebut akan diambil dari dana operasional dan pinjaman perbankan. Perusahaan ini mengklaim, saat ini, masih mempunyai fasilitas pinjaman dari Bank UOB sebesar Rp 17 miliar yang belum dipergunakan.
Trisula International menargetkan aneka ekspansi tahun ini bisa meningkatkan penjualan 2014 hingga 24% atau mencapai Rp 831,16 miliar. Sementara laba dibidik meningkat 8%-13%. Jika dihitung, bidikan laba tahun ini adalah Rp 33,78 miliar hingga Rp 35,34 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News