kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun depan, Wijaya Karya targetkan kontrak baru Rp 4,5 triliun dari luar negeri


Rabu, 29 Agustus 2018 / 19:22 WIB
Tahun depan, Wijaya Karya targetkan kontrak baru Rp 4,5 triliun dari luar negeri
ILUSTRASI. Pembangunan Simpang Susun Semanggi


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan semakin aktif menjajal poyek-proyek di luar negeri. Dalam ekpansi ke luar negeri, perusahaan konstruksi pelat merah tersebut untuk mencari proyek yang memberikan margin lebih besar dari proyek dalam negeri.

Tahun depan, WIKA menargetkan kontrak baru dari laur negeri sebesar Rp 4,5 triliun. Jumlah tersebut meningkat 25% dari target perusahaan tahun ini yaitu Rp 3,6 triliun.

Tumiyana, Direktur Utama WIKA mengatakan, pihaknya tidak hanya asal menjaring proyek di laur negeri. Perusahaan hanya akan mau mengambil proyek yang bisa memberikan nilai tambah kepada WIKA.

"Kalau tidak bisa memberikan nilai tambah ke perusahaan buat apa ekspansi keluar negeri, lebih baik main di dalam negeri saja. Jadi kami tidak asal terima proyek begitu saja." katanya di Jakarta, Rabu (29/8).

Destiawan Soewardjono, Direktur Operasi III WIKA mengatakan, pihaknya menargetkan margin keuntungan dari proyek luar negeri harus di atas 10%. Sedangkan dalam memilih jenis proyek, WIKA hanya akan menggarap proyek dengan nilai minimal US$ 100 juta atau sekitar Rp 1 triliun untuk negara-negara yang baru.

"Sementara untuk negara yang sudah yang oeprasi kita sudah settle seperti Aljazair angka Rp 500 miliar masih bisa kita ambil," kata Destiawan.

Setelah mendapatkan kontrak dari pemerintah republik Niger untuk pembangunan istana Presiden negara tersebut baru-baru ini, WIKA tawaran untuk mengerjakan proyek-proyek infrastruktur di dari pemeritah republik Namibia yakni negara yang terletak di bagian barat Afrika.

WIKA dan pemerintah republik Namibia yang diwakili oleh Wakil Perdana Menterinya telah melakukan pertemuan di kantora WIKA pada hari ini, Rabu (29/8) untuk membahas peluang kerjasama keduanya.

Menurut Tumiyana, kunjungan pemerintah republik Namibia ke kantor WIKA merupakan momen yang bagus buat perseroan untuk ekspansi proyek luar negeri.

"Namibia menawarkan ke kami pekerjaan beberapa proyek infrastruktur. Ini sangat bagus karena kami ditawarin dan tidak harus bertarung mendapatkannya. Kunjungan ini menunjukkan kemampuan WIKA garap proyek di luar negeri udah diakui," katanya.

Adapun proyek-proyek yang ditawarkan pemerintah Republik Namibia diantaranya pembangunan bandara, proyek pembangkit listrik, kereta api, dan proyek infrastruktur lainnya. Saat ini, negara tersebut baru memiliki bandara dengan kapasitas 3 juta penumpang per tahun dan rencananya ingin dikembangkan menjadi 15 juta per tahun.

Pertemuan anatara pemerintah Namibian dan WIKA baru sebatas pembicaraan awal. Keduanya belum melakukan ikatan kerjasama. Setelah pertemuan itu, tim dari WIKA akan segera melakukan tinjauan ke Namibia untuk meninjau peluang bisnis dari proyek yang ditawarkan tersebut.

Meskipun masih sangat awal, potensi proyek dari negara tersebut diperkirakan cukup besar. Untuk pengembangan bandara dengan kapasitas 15 juta penumpang menurutnya bisa menelan investasi sekitar Rp 4 triliun.

WIKA memang tengah mendorong proyek-proyek luar negeri di kawasan Afrika. Sejak 2007, perusahaan konstruksi pelat merah ini sudah masuk ke Aljazair dan baru-baru ini sudah mendapatkan kontrak pembangunan istana Presiden di Republik Niger senilai Rp 370 miliar.

Tahun ini, WIKA menargetkan kontrak baru dari proyek luar negeri sebesar Rp 3,8 triliun. Sampai Juli 2018, mereka telah berhasil mendapatkan sekitar Rp 1,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×