Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Selain PT WIKA Realty, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk juga memiliki entitas anak yang bisa diandalkan kinerjanya, yakni PT WIKA Gedung. Rencana bisnisnya tahun depan membuat manajemen optimistis mampu membuat kierjanya lebih moncer.
"Kami akan fokus untuk proyek kami di Surabaya," tandas Corporate Secretary WIKA Gedung Agoes Walujo kepada KONTAN akhir pekan lalu. Di kawasan tersebut, perseroan akan membangun pusat bisnis atau central bussiness district (CBD).
Pemilihan Surabaya sebagai salah satu portofolio utama perseroan bukan tanpa alasan. Sebab, persaingan di sana memang ketat, tapi levelnya tidak setinggi dengan ketatnya persaingan di Jakarta. Lagipula, WIKA Gedung tidak memiliki landbank di kawasan Jakarta.
Nah, sebagai catatan, WIKA Gedung menggarap CBD dan bermain di properti high rise. Sementara, WIKA juga memiliki entitas anak yang bermain di sektor serupa, yakni WIKA Realty yang juga memiliki sejumlah proyek pembangunan high rise building.
"Tapi, ini bukan berarti kami head to head dengan mereka, kami justru saling mengisi," ujar Agoes. Jadi, WIKA Gedung dan WIKA Realty sama-sama didirikan memang untuk mengimbangi permintaan pasar.
Maksudnya, WIKA Gedung dan WIKA Realty sama-sama bermain di properti, tapi sejatinya keduanya tetap memiliki perbedaan. WIKA Gedung memiliki fokus bisnis di pengembangan high rise dan bisnis konstruksi tapi tidak memiliki proyek landed house. Sementara, WIKA Realty memiliki proyek landed house tapi tidak memiliki bisnis konstruksi.
Sejauh ini, bisnis yang dijalankan WIKA Gedung cukup lumayan. Hingga saat ini, perseroan telah menerima order book dengan nilai Rp 6 triliun, yang mana Rp 2,9 triliun di antaranya merupakan kontrak baru.
Namun, strategi perseroan untuk tahun depan tidak akan agresif mengejar kontrak baru. WIKA Gedung akan fokus pada penyelesaian sejumlah kontrak yang telah diterima, sehingga target kontrak baru tahun depan hanya dipatok pada angka Rp 2,2 triliun.
"Strateginya memang seperti itu, kami hanya akan melakukan repeat order saja tahun depan. Ini juga karena soal kepercayaan juga, kan," jelas Agoes.
Meski target kontrak baru tahun depan lebih kecil, namun dengan penyelesaian proyek yang tepat waktu membuat manajemen optimistis mampu mencetak kinerja yang lebih positif.
Tahun depan, WIKA Gedung membidik pendapatan Rp 1,7 triliun. Angka ini naik 31% jika disandingkan dengan proyeksi perolehan pendapatan tahun ini yang sebesar Rp 1,3 triliun. Lalu, target laba bersih WIKA Gedung tahun depan diproyeksi dapat menyentuh level Rp 85 miliar, sementara proyeksinya hingga akhir tahun ini adalah Rp 65 miliar.
Manajemen bisa dipastikan akan berupaya maksimal mengejar target tersebut. Sebab, WIKA Gedung tengah mempercantik diri guna menyusul saudaranya, WIKA Realty, untuk melantai di bursa saham. WIKA Gedung ditargetkan bakal menggelar initial public offering (IPO) pada tahun 2017.
"Tapi, kemarin manajemen minta IPO -nya dipercepat jadi semester kedua 2016," pungkas Direktur Keuangan WIKA Adji Firmantoro pada kesempatan yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News