Reporter: Asnil Bambani Amri, Herlina KD |
JAKARTA. Nilai ekspor alas kaki dan sepatu tahun 2010 bisa melebihi target yang semula dipatok oleh Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) senilai US$ 2 miliar.
"Realisasi ekspor tahun 2009 mencapai US$ 1,8 miliar, dan sekarang perkembangannya lebih baik," kata Penasehat Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Djimanto, usai diskusi di Hotel Atlet Century Jakarta, Rabu (28/7).
Menurutnya, target Aprisindo senilai US$ 2 miliar bakal tercapai; mengingat adanya beberapa perusahaan yang merelokasi pabriknya ke Indonesia pada tahun ini. Misalnya saja, Nankang Group asal Taiwan yang memindahkan pabriknya ke Indonesia. Bahkan, sejak awal tahun 2009, sudah ada sekitar 22 investor asal China dan Taiwan yang berminat berinvestasi pada sektor alas kaki dan industri komponennya di Indonesia. Bentuknya, ada yang melakukan ekspansi maupun investasi baru.
"Saya yakin realisasi ekspor akan lebih baik dan target ekspor senilai US$ 2,1 miliar bisa tercapai," kata Djimanto.
Berdasarkan data Aprisindo, pada semester I tahun ini, ekspor sepatu Indonesia mencatatkan peningkatan ketimbang periode yang sama tahun lalu. "Semester I tahun 2010 ekspor sepatu meningkat sekitar 20% dari periode yang sama tahun lalu," kata Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Asprisindo) Eddy Widjanarko, beberapa waktu lalu. Semester I tahun 2009 lalu, ekspor alas kaki Indonesia mencapai US$ 760 juta. Artinya, pada semester I tahun ini nilai ekspor sepatu tercatat US$ 900 juta.
Kementerian Perindustrian (Kemprin) sempat memproyeksikan ekspor alas kaki akan bisa mencapai US$ 3 miliar pada tahun 2014 nanti. Namun, menurut Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Kemprin Ansari Buchari, untuk mewujudkan ekspor sebesar itu, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan kapasitas industri saat ini saja. "Tentunya kita butuh investasi baru, dan relokasi, tidak bisa hanya mengandalkan kapasitas yang ada sekarang," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News