Reporter: Handoyo | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Cuaca yang kondusif membuat PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) optimis bisa meningkatkan produksi gula kristal putihnya. Tahun ini, RNI menargetkan produksi gula kristal putih (GKP) pada musim giling tahun ini akan mencapai 180.000 ton, atau naik 20% dibandingkan realisasi GKP RNI tahun lalu yang sebesar 150.000 ton.
Ismed Hasan Putro, Direktur Utama RNI mengatakan, mulai April nanti pabrik penggilingan tebu RNI di Jawa Barat sudah beroperasi. "Masa panen tebu di Jawa Barat lebih cepat," katanya kepada KONTAN, Senin (19/3).
Pabrik gula RNI di Jawa Barat merupakan penghasil gula terbesar RNI setelah Jawa Timur. Ismed merinci, pabrik gula RNI di wilayah Jawa Barat mencapai 80.000 ton per tahun. Setelah Jawa Timur dan Jawa Barat, produksi gula terbesar juga dihasilkan pabrik di Yogyakarta.
RNI memiliki 10 pabrik gula di tiga wilayah tersebut, yaitu empat pabrik di Jawa Timur, lima pabrik di Cirebon, Jawa Barat, dan satu pabrik di Yogyakarta. Menurut Ismed, RNI memiliki luas areal perkebunan tebu berstatus hak guna usaha (HGU) seluas 12.000 hektare (ha) di Cirebon. "Sisanya kita kerjasama dengan perkebunan rakyat," katanya.
Sebagai informasi, selain bermain di sektor agro industri, RNI juga memiliki lini usaha farmasi dan alat kesehatan, termasuk perdagangan dan distribusi. Sebagai holding company, RNI memiliki 15 anak usaha dan dua cucu perusahaan. Total karyawan yang bekerja di perusahaan ini hingga Desember 2009 mencapai 15.928 orang dengan total asset per akhir 2009 sebesar Rp 4,9 triliun.
Di sektor agroindustri, RNI juga memiliki perkebunan sawit dan perkebunan teh, juga pabrik pengolahan produk hulu dan samping berbasis tebu. Selain itu juga ada pabrik pakan ternak, pabrik particle board, kanvas rem, alkohol, dan pabrik pengolahan pupuk campuran.
Naikan kapasitas
Membaiknya musim tidak hanya dinikmati oleh RNI. Beberapa produsen gula lain, seperti PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) dan PTPN II juga optimis produksi gula mereka juga bakal naik.
Menurut Sony Soediastanto, Sekretaris Perusahaan PTPN VII, perusahaannya mentargetkan produksi GKP sebesar 142.167 ton, naik 29,2% dibanding tahun lalu sebesar 110.000 ton. "Tahun depan kami berencana menambah kapasitas 100.000 TCD (ton cane day atau ton kristal gula per hari)," katanya.
Lahan perkebunan tebu PTPN VII tersebar di Lampung dan Palembang. Di dua daerah itu, PTPN VII memiliki dua pabrik gula (PG) bernama PG Bungama yang berkapasitas 7.500 TCD dan PG Cintamanis berkapasitas 5.500 TCD. Dua pabrik itu dipasok dari produksi tebu seluas 22.781 ha. Dari total luas lahan tebu itu, sekitar 18.506 ha adalah milik PTPN VII, sedangkan sisanya seluas 4.275 ha milik petani plasma atau Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI).
PTPN II juga optimis tahun ini mampu memproduksi gula lebih banyak. Naif Ali Dahbul, Direktur Keuangan PTPN II mengatakan, produksi GKP akan mencapai 60.000 ton-65.000 ton, naik 15,38%-25% dibandingkan 2011 yang sekitar 52.000 ton. Untuk mengejar peningkatan produksi itu, perusahaan ini bakal menginvestasikan dana sebesar Rp 200 miliar. Dana akan digunakan untuk membeli perlengkapan mesin pabrik sehingga mampu meningkatkan kualitas rendemen dan produksi.
Cuaca menjadi momok utama peningkatan produksi gula. Menurut Naif, kualitas rendeman tebu tahun lalu sangat dipengaruhi cuaca. "Cuaca di Sumatera dengan di Jawa berbeda," katanya. Dia mengatakan, tahun lalu musim hujan di wilayah Sumatera mencapai delapan bulan, sementara di Jawa masih normal selama enam bulan.
Selain membeli mesin produksi, PTPN II tahun ini juga berencana menambah lahan kemitraan dengan petani rakyat sebesar 500 ha. Penambahan ini memperluas lahan perkebunan tebu PTPN II yang tahun lalu seluas 10.000 ha dan lahan kemitraan mencapai 1.500 ha- 2.000 ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News