kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun ini Pertamina akan stop pasokan minyak tanah


Senin, 21 April 2014 / 20:40 WIB
Tahun ini Pertamina akan stop pasokan minyak tanah
ILUSTRASI. Manajemen PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) di Jakarta Selatan, Kamis (31/03). KONTAN/Baihaki/31/03/2022


Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akan menarik pasokan minyak tanah dari daerah-daerah yang dinilai sudah berhasil melakukan program konversi minyak tanah ke gas elpiji. Namun, ada beberapa daerah terutama di kawasan Indonesia bagian timur yang masih disuplai minyak tanah seperti Papua, Maluku, NTT, sebagian NTB, dan Sulawesi Tenggara.

Gigih Wahyu Irianto, Vice President Domestic Gas menyampaikan Pertamina mulai secara perlahan menghentikan kiriman minyak tanah, sebab mandat pemerintah untuk mendistribusikan elpiji sebesar 58 juta paket perdana sudah tercapai.

"Sampai dengan akhir Maret 2014 ini, target yang sudah tercapai itu sudah 55,3 juta paket. Maka di tahun 2016, saya kira sudah bebas dari minyak tanah kecuali untuk daerah timur, kita masih pasok minyak tanah sampai infrastruktur di sana siap dengan konversi, " kata Gigih saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina, Senin (21/04).

Sejak program konversi dilaksanakan sejak 2007, Gigih bilang setiap tahun negara bisa menghemat Rp 32 triliun. Jika dihitung dari awal pelaksanaannya sejak 2007 hingga sekarang total penghematan subsidi mencapai Rp115,6 triliun. Sebab subsidi minyak tanah dari anggaran belanja negara (APBN) itu lebih besar daripada solar.

Tahun 2014, ini Pertamina masih melanjutkan program konversi yang masih tertunda seperti di Aceh, Sumatera Barat, Bangka Belitung, sebagian Kalimantan, dan Sulawesi Tengah dengan tambahan paket perdana sebesar 1,7 juta paket sedangkan dari dana APBN akan ditambah sebesar 800 ribu paket.

Untuk di wilayah timur, Gigih bilang Pertamina bisa saja lakukan konversi namun itu justru akan mempersulit masyarakat sebab belum adanya infrastruktur seperti terminal, depot elpiji, dan floating storage.

"Kalau dipaksakan jika infrastruktur belum ada, maka security supply terganggu. Serta timbul biaya-biaya lain yang justru akan membuat elpiji 3 kg makin mahal, " katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×