Reporter: Evilin Falanta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Ekspor kopi nampaknya masih negatif di tahun ini. Penyebabnya, lagi-lagi faktor cuaca yang kurang mendukung panen kopi.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, ekspor kopi tahun ini masih belum menandakan pertumbuhan yang baik. Padahal beberapa ekspor komoditas mengalami peningkatan. Oleh karena itu, tahun ini, pemerintah akan lebih mendorong peningkatan ekspor kopi.
Data BPS menunjukkan, total nilai ekspor kopi di 2010 hanya US$ 0,81 miliar, turun dibanding 2009 yang senilai US$ 0,82 miliar. Jadi, pertumbuhan ekspor kopi selama 2009 hingga 2010 justru minus 1,2%.
Walaupun ekspor kopi kian merosot, namun tak menyurutkan usaha para eksportir. Ketua Kompartemen Promosi Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia Suyanto Husein mengatakan, tahun ini akan melakukan berbagai cara agar ekspor kopi tidak turun lagi. "Setidaknya, ekspor kita tetap dipertahankan seperti tahun lalu, jangan sampai turun lagi," ujarnya.
Suyanto bilang, oleh karena itu, para pengusaha berusaha meningkatkan produksi kopi serta memperluas pangsa pasar ke Rusia dan wilayah Timur tengah. Selama ini, memang ekspor kopi Indonesia terbesar ke negara Amerika Serika, Jepang, dan Eropa.
Terkait krisis Mesir
Adapun, kerusuhan yang sebelumnya terjadi di Mesir bisa berimbas pada ekspor Indonesia. Pasalnya, pasca kerusuhan, Mesir mengalami krisis. Padahal, Mesir menjadi salah satu importir kopi jenis robusta dari Indonesia.
Namun, Suyanto bilang, dampak ekspor kopi robusta tidak terlalu signifikan saat ini. "Pengaruh tetap ada, tapi tidak besar. Sebab, ekspor kopi ke sana juga tidak terlalu besar, dan sampai sekarang ekspor ke Mesir tetap lancar selama terusan Suez tidak bermasalah," jelasnya.
Data AEKI total ekspor kopi pada 2010 mencapai 400.000 ton. Adapun untuk jumlah ekspor tahun ini menurut Suyanto baru bisa dihitung setelah panen raya di bulan Maret hingga April. Sebab, sejak awal tahun asosiasi masih mengekspor kopi dari persedian hasil panen tahun lalu. "Dan kami berharap ekspor tahun ini minimal dapat mencapai angka yang sama seperti tahun lalu," imbuhnya.
Sementara, Mari menyebut, karena kapasitas produksi kopi dalam negeri belum cerah, sedangkan pasar Timur Tengah sangat penting, maka tahun ini pihaknya akan bekerja sama dengan eksportir kopi untuk mendorong ekspor ke wilayah Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News