Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Menurutnya, Indonesia perlu segera menyusun paket pemulihan dengan bijak dan inovatif. Kerangka investasi untuk energi terbarukan juga perlu ditingkatkan guna menarik modal swasta yang lebih tinggi. Hal ini pun akan sangat membantu mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.
“IETD tahun ini spesifik membahas bagaimana peran transisi energi bisa menjadi kunci dalam membangun ekonmi Indonesia yang lebih baik sekaligus lebih hijau. Nanti hasil akhirnya kami akan memberikan rekomendasi kebijakan dan rekomendasi perencanannya kepada pemerintah,” terang Fabby.
Ketua Dewan Penasehat ICEF Kuntoro Mangkusubroto menambahkan, peluang serta ancaman gelombang transisi energi global juga harus mampu diantisipasi sedini mungkin oleh pemerintah. Kebijakan dan keputusan di sektor energi serta ekonomi harus dibuat dengan mengikuti perkembangan teknologi dan pengetahuan terkini.
“Gelombang transisi energi global perlu diantisipasi dan diatasi dengan baik dan sedini mungkin oleh pemerintah, khususnya pembuat kebijakan dan keputusan di sektor energi dan ekonomi di tanah air dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang tren saat ini dan konsekuensinya.” terang Kuntoro.
Bagi dia, sangat penting pula dipersiapkan tahapan-tahapan sistematik yang matang dalam melakukan transisi energi. Sebab proses transisi energi ini harus mempertimbangkan banyak pihak, mulai dari aspek ekologi, ekonomi, sosial, hingga regulasi dan kebijakan. Ia pun berharap seluruh pihak dapat mendukung upaya pemerintah dalam melakukan transisi energi.
“Dalam persiapan PLN melakukan transisi ini lah yang perlu kita dorong, kita backup, dan kita bantu, sehingga perangkat regulasi bisa disiapkan dan bisa dijalankan dengan baik,” tegasnya.
Adapun IETD 2020 nantinya akan dibuka oleh Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Arifin Tasrif dan Ketua Dewan Penasehat ICEF, Kuntoro Mangkusubroto. Setelah membuka IETD 2020, Arifin pun akan menjadi keynote speech. IETD 2020 juga bakal menghadirkan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, serta pakar-pakar bidang energi Indonesia lainnya.
Beberapa pembicara luar negeri yang hadir antara lain Chief Economist at BloombergNEF, Seb Henbest, Gubernur Chungcheongnam-do Korea Selatan, H.E. Yang Yeung Jo. Profesor of Environmental Economics Oxford University, Professor Cameron Hepburn dan Energy Programme Director of GIZ Thailand, Dr. Siripha Junlakarn.
Selanjutnya: Ahok beberkan Pertamina gandeng investor di berbagai lini bisnis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News