kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun ketiga IETD usung tiga isu utama bahas transisi energi pasca pandemi


Rabu, 02 Desember 2020 / 22:32 WIB
Tahun ketiga IETD usung tiga isu utama bahas transisi energi pasca pandemi
ILUSTRASI. GISTET 500 kV Tambun 2 dan SUTET 500 kV Tambun 2 Incomer


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) memasuki tahun ketiga. IETD digelar untuk memfasilitasi diskusi transisi energi. Penyelenggaraan di masa pandemi Covid-19 ini digelar secara daring pada 7-11 Desember 2020.

Direktur Eksekutif Indonesia Clean Energy Forum dan Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyampaikan bahwa dialog tahun ketiga ini difokuskan pada peranan transisi energi berbasis energi terbarukan untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

"Sekaligus memodernisasi sistem energi menuju dekarbonisasi sistem energi Indonesia pada pertengahan abad ini," ujar Fabby secara daring, dikutip Kontan.co.id, Rabu (2/12).

Digelar secara daring melalui website ietd.info, Fabby memastikan IETD 2020 tetap mengedepankan kualitas dialog dengan puluhan pembicara yang sudah dikurasi ketat. "Di tahun ketiga ini kami memperpanjang acara dari 2 hari menjadi 5 hari berturut-turut dan dari 8 sesi menjadi 12 sesi untuk memfasilitasi lebih banyak dialog. Kami juga menghadirkan lebih banyak pembicara terkemuka, mulai dari provinsi, nasional hingga internasional. Totalnya akan lebih dari 20 pembicara,” tambahnya. 

IETD sendiri kembali diselenggarakan oleh IESR dan ICEF. Tema yang diambil tahun ini adalah "Transisi Energi: Kunci Membangun Kembali Sistem Ekonomi dan Energi yan Lebih Baik,". Fabby bilang, IETD 2020 mengusung tiga isu utama.

Baca Juga: BPDPKS beberkan tantangan implementasi program peremajaan sawit rakyat

Pertama, mendukung konsep transisi energi, termasuk penggerak dan konsekuensinya serta peluang dan tantangan tekno-ekonomi bagi para pemangku kepentingan di sektor energi di Indonesia.  

Kedua, memfasilitasi diskusi mengenai tantangan dan peluang transisi energi Indonesia, khususnya pascacovid-19. Ketiga, mempromosikan wacana transisi energi dengan membangun pendekatan sistematis untuk memastikan kelancaran transisi energi di Indonesia.

“Saat kita pulih dari pandemi Covid-19, penting bagi kita untuk membangun kembali dengan lebih baik. Memiliki agenda pemulihan ekonomi hijau akan membantu Indonesia membangun ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan, sekaligus mempercepat transisi energi di Indonesia untuk mencapai bauran 23% energi terbarukan dalam bauran energi primer pada tahun 2025,” jelas Fabby.

Menurutnya, Indonesia perlu segera menyusun paket pemulihan dengan bijak dan inovatif. Kerangka investasi untuk energi terbarukan juga perlu ditingkatkan guna menarik modal swasta yang lebih tinggi. Hal ini pun akan sangat membantu mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.

“IETD tahun ini spesifik membahas bagaimana peran transisi energi bisa menjadi kunci dalam membangun ekonmi Indonesia yang lebih baik sekaligus lebih hijau. Nanti hasil akhirnya kami akan memberikan rekomendasi kebijakan dan rekomendasi perencanannya kepada pemerintah,” terang Fabby.

Ketua Dewan Penasehat ICEF Kuntoro Mangkusubroto menambahkan, peluang serta ancaman gelombang transisi energi global juga harus mampu diantisipasi sedini mungkin oleh pemerintah. Kebijakan dan keputusan di sektor energi serta ekonomi harus dibuat dengan mengikuti perkembangan teknologi dan pengetahuan terkini.

“Gelombang transisi energi global perlu diantisipasi dan diatasi dengan baik dan sedini mungkin oleh pemerintah, khususnya pembuat kebijakan dan keputusan di sektor energi dan ekonomi di tanah air dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang tren saat ini dan konsekuensinya.” terang Kuntoro.

Bagi dia, sangat penting pula dipersiapkan tahapan-tahapan sistematik yang matang dalam melakukan transisi energi. Sebab proses transisi energi ini harus mempertimbangkan banyak pihak, mulai dari aspek ekologi, ekonomi, sosial, hingga regulasi dan kebijakan.  Ia pun berharap seluruh pihak dapat mendukung upaya pemerintah dalam melakukan transisi energi.

“Dalam persiapan PLN melakukan transisi ini lah yang perlu kita dorong, kita backup, dan kita bantu, sehingga perangkat regulasi bisa disiapkan dan bisa dijalankan dengan baik,” tegasnya.

Adapun IETD 2020 nantinya akan dibuka oleh Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Arifin Tasrif dan Ketua Dewan Penasehat ICEF, Kuntoro Mangkusubroto. Setelah membuka IETD 2020, Arifin pun akan menjadi keynote speech. IETD 2020 juga bakal menghadirkan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, serta pakar-pakar bidang energi Indonesia lainnya.

Beberapa pembicara luar negeri yang hadir antara lain Chief Economist at BloombergNEF, Seb Henbest, Gubernur Chungcheongnam-do Korea Selatan, H.E. Yang Yeung Jo. Profesor of Environmental Economics Oxford University, Professor Cameron Hepburn dan Energy Programme Director of GIZ Thailand, Dr. Siripha Junlakarn. 

Selanjutnya: Ahok beberkan Pertamina gandeng investor di berbagai lini bisnis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×