kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun lalu, realisasi investasi hulu migas masih meleset dari target


Kamis, 09 Januari 2020 / 20:31 WIB
Tahun lalu, realisasi investasi hulu migas masih meleset dari target
ILUSTRASI. Pemboran sumur migas Pertamina EP-Cepu di Jambaran Tiung Biru, Rabu (18/12). Meski bertumbuh, tahun lalu, realiasi investasi hulu migas masih meleset dari target.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi di hulu minyak dan gas bumi (migas) masih meleset dari target. Sepanjang 2019, investasi di hulu migas tercatat sebesar US$ 11,49 miliar atau hanya setara dengan 78,16% dari target tahun 2019 yang sebanyak US$ 14,7 miliar.

Realisasi US$ 11,49 miliar tersebut terdiri dari investasi di bagian eksplorasi sebesar US$ 0,62 miliar, pengembangan senilai US$ 1,59 miliar, produksi sebesar US$ 8,37 miliar dan dari sisi administrasi sebesar US$ 0,91 miliar.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Sutjipto menerangkan, komponen investasi di hulu migas antara lain menyangkut dengan biaya dapat dikembalikan (cost recovery). "Di tambah juga komponen investasi open area yag belum masuk investasi di cost recovery," kata Dwi dalam paparan kinerja tahun 2019, Kamis (9/1).

Baca Juga: Kementerian ESDM targetkan investasi energi mencapai US$ 35,9 miliar tahun ini

Menurut Dwi, salah satu penyebab tak tercapainya target investasi hulu migas ialah karena efisiensi untuk menekan cost recovery. Dwi menyebut, pada tahun 2019 realisasi cost recovery berada di angka US$ 10,9 miliar. Turun dari realisasi tahun sebelumnya yang saat itu mencapai US$ 12,1 miliar

"Jadi (cost recovery berkurang) lebih US$ 1 miliar. Tentu saja upaya efisiensi di cost recovert itu terjadi," kata Dwi.

Sehingga meski efisiensi tersebut tak mendongkrak investasi, sambung Dwi, namun penurunan realisasi cost recovery tersebut membawa dampak positif terhadap penerimaan negara. "Penurunan realisasi cost recovery ini memberikan dampak positif berupa semakin besarnya pendapatan yang diterima oleh negara," sebutnya.

Lebih lanjut, Dwi menyebutkan bahwa penyebab lain realisasi investasi hulu migas tak menyentuh target lantaran mundurnya rencana investasi dan pengeboran sumur di Blok Rokan oleh Pertamina sebagai bagian dari transisi pengelolaan blok tersebut. Padahal, Dwi berharap investasi Pertamina dalam transisi Blok Rokan itu sudah bisa tercatat di tahun 2019.

"Yang kita harap, Pertamina bisa masuk dana, kemudian bisa mulai ngebor, mulai berinvestasi di sana (Rokan). Tapi ternyata itu kan belum bisa jalan di 2019," ungkap Dwi.

Selain itu, penyebab lain ialah karena pelaksanaan komitmen kerja pasti yang belum masif selama tahun 2019. "Karena memang ada kontrak-kontrak yang efektifnya belum jatuh tempo," ujarnya.

Namun, secara tahunan, Dwi mengatakan pencapaian investasi hulu migas bertumbuh menjadi US$ 11,49 miliar di tahun 2019. Tahun sebelumnya, realisasi investasi hulu migas hanya mencapai US$ 11 miliar.

Baca Juga: ICP turun di bawah asumsi, realisasi subsidi energi 2019 lebih rendah dari pagu

"Paling tidak, kita lihat ada progres dari tahun sebelumnya," ungkap Dwi.




TERBARU

[X]
×