Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, sepanjang 2019 lalu realisasi subsidi energi tercatat sebesar Rp 135,4 triliun akibat realisasi Indonesian Crude Price (ICP) dan kurs yang di bawah asumsi.
Asal tahu saja, angka realisasi tersebut setara 84,62% dari target yang dicanangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp 160 triliun.
"ICP turun karena permintaan global juga turun ICP yang patokannya tinggi kenyataannya di bawah. Dari US$ 70 ke US$ 60, ada gap US$ 10 lalu dikali penguatan rupiah Rp 1.000 jadi 10.000 per satuan," terang Arifin dalam paparan di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (9/1).
Baca Juga: Pemerintah menggandeng Polri untuk mengawasi penyediaan dan pendistribusian BBM
Selain itu, Arifin menjelaskan, penurunan kurs dari asumsi juga jadi penyebab realisasi subsidi lebih rendah dari target.
Menteri ESDM Arifin Tasrif bilang terjadi pemangkasan subsidi energi dalam empat tahun terakhir dengan total mencapai Rp 737 triliun.
Mengutip data Kementerian ESDM, subsidi BBM dan LPG pada 2019 tercatat sebesar Rp 85,7 triliun atau turun dari prognosa awal sebesar RP 100,7 triliun.
Sementara itu, realisasi subsidi listrik tercatat sebesar Rp 49,7 triliun atau turun dari prognosa sebesar Rp 59,3 triliun.
Pada tahun 2020, pemerintah menargetkan subsidi energi sebesar Rp 125,3 triliun. Angka ini turun 21,68% dari target tahun 2019.
Baca Juga: Kementerian ESDM tak khawatir pastikan subsidi tetap walau harga minyak naik
Adapun, subsidi energi untuk sektor listrik sebesar Rp 54,8 triliun dan BBM/LPG sebesar Rp 70,5 triliun.
Arifin menegaskan, pihaknya berupaya untuk menyalurkan subsidi energi 2020 tepat sasaran. "Dialihkan untuk belanja yang lebih produktif," terang Arifin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News