Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah ditandatanganinya Nota Kesepahaman antara SKK Migas dan IISIA yang pada tanggal 9 November 2018, The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) kembali menyelenggarakan Forum Implementasi Nota Kesepahaman antara SKK Migas dengan Cluster Flat dan Pipe Product IISIA.
Kegiatan yang didukung penuh oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ini dilaksanakan pada tanggal 12 – 13 Februari 2020 di Surabaya, Jawa Timur. Acara dibuka oleh Purwono Widodo, Chairman IISIA, dilanjutkan sambutan oleh Tunggal selaku Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas.
Baca Juga: Diversifikasi portofolio angkat kinerja keuangan Elnusa (ELSA) di 2019
Tunggal menyampaikan bahwa Forum Implementasi Nota Kesepahaman ini merupakan review kinerja, pencapaian dan evaluasi atas nota kesepahaman antara SKK Migas dengan IISIA yang telah berlangsung selama kurang lebih 1 tahun ke belakang sebagai bentuk upaya SKK Migas dalam mendorong pencapaian TKDN dalam kegiatan hulu migas.
Di samping itu juga perlu adanya pembinaan dari KKKS kepada IISIA melalui uji coba dan pemilihan strategi pengadaan yang tepat untuk membantu tumbuhnya industri baja dalam negeri. “Salah satu bentuk pencapaian melalui Nota Kesepahaman dimaksud yaitu berupa pemesanan plat baja dan pipa oleh KKKS kepada anggota IISIA sebanyak 180.000 Ton pada tahun 2018-2019,” ujar Purwono dalam siaran pers, Senin (24/2)
Erwin Suryadi,Kadiv Pengendalian Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas menambahkan bahwa SKK Migas berusaha semaksimal mungkin untuk mencari cara terbaik dalam menjembatani antara kegiatan operasi dan pemenuhan TKDN, sehingga diharapkan forum ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari Program Pengembangan Vendor yang dimiliki oleh SKK Migas dalam mengembangkan industri dalam negeri yang mana juga sudah mendapatkan apresiasi yang baik dari para stakeholder.
Baca Juga: Amankan pasokan gas di Jatim, Ini sederet langkah yang diambil PGN (PGAS)
Acara forum implementasi ini juga dihadiri oleh Kemenko Maritim dan Investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, KKKS dan Asosiasi IPERINDO, AFABI dan APROPIPE. Ridwan Djamaluddin sebagai Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim dan Investasi RI pada kesempatan ini menyampaikan bahwa sangat mendukung kegiatan ini, karena kunci penting dalam peningkatan investasi dalam negeri adalah meningkatkan penggunaan produk dalam negeri yang terkandung pada program P3DN.
Hal ini sangat serius dilakukan oleh pemerintah dengan dibentuknya Tim Nasional P3DN yang akan terus memantau, mengawasi dan menjamin konsistensi TKDN serta melaporkan kepada presiden.
Zainuri dari Kementerian Perindustrian juga menyampaikan dukungannya pada penggunaan produk dalam negeri serta masih diperlukannya pengawasan ketat terhadap penggunaan produk dalam negeri sehingga perlu dilakukan koordinasi antar kementerian lebih lanjut agar efektivitas program P3DN dapat berjalan dengan baik.
Baca Juga: Jaga pertumbuhan ekonomi, BKPM yakin FDI di kuartal I sebesar Rp 250 triliun
Dalam kesempatan yang sama, Naufal Noor Rochman perwakilan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM RI pun berpendapat bahwa begitu banyak tantangan yang terjadi dalam penggunaan produk dalam negeri terutama pengendalian impor barang operasi, oleh karena itu pihaknya minta dilibatkan sejak perencanaan agar proses master list tidak menjadi penghambat dalam pelaksanaan proyek dan penggunaan produk dalam negeri dapat lebih optimal.
Sementara itu, Hardiman Utomo, Chairman Pipe Product Cluster IISIA mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah dan KKKS untuk selalu berpihak pada produk dalam negeri guna meningkatkan pertumbuhan industri dalam negeri.
Erwin Suryadi menutup acara ini dengan mengajak seluruh stakeholder baik pemerintah maupun industri dalam negeri untuk bersama-sama mengembangkan kapasitas yang dimiliki industri besi/baja dalam negeri sehingga dapat memenuhi kualitas, delivery serta harga yang kompetitif.
Baca Juga: PLN resmikan PLTS Atap di Bali dengan kapasitas 226 kWp
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News