Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sayangnya, hingga saat ini PLN masih belum memberikan keterangan secara gamblang soal penyebab gangguang di dua sirkit transmisi 500 kV tersebut. Sripeni bilang, jalur transmisi tersebut berada di area terbuka, sehingga banyak kemungkinan yang bisa terjadi.
Saat ini, kata Sripeni, pihaknya tengah melakukan investigasi. "Kita tahu bisa ada layangan yang menyebabkan jaringan putus, atau jaringan terkena pohon. Ini memang banyak (penyebab) karena jaringan terbuka, jadi kami dalam proses investigasi," ujarnya.
Baca Juga: Dirjen Ketenagalistrikan Rida: PLN harus tanggung jawab, tidak cukup minta maaf
Di sisi lain, selain proses penyaluran maupun penormalan distribusi listrik yang akan lebih cepat dan sederhana, PLN juga akan menambah jaringan sirkit transmisi yang menopang penyaluran setrum di Jawa Bali.
Sripeni bilang, pembangunan sirkit transmisi itu tengah berlangsung dan sudah tertera dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenega Listrik (RUPTL) maupaun rencena kerja perusahaan. "Jadi kita sedang tambah jaringan 500 kV di utara dan selatan supaya ada back up. Supaya tidak hanya empat line dalam proses transfer (listrik) dari timurke barat." terang Sripeni.
Menurut Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Rahardjo Abumanan, saat ini PLN tengah membangun tambahan dua sirkit transmisi. Jalur transmisi 500 kV itu membentang dari Pemalang-Mandirancan-Indramayu hingga Cibatu Baru.
Djoko bilang, PLN menargetkan sirkit transmisi tersebut sudah bisa beroperasi pada tahun 2020 nanti. Pembangunan transmisi tersebut, kata Djoko, merupakan bagian dari proyek 35.000 MW dan menyesuaikan masa operasional dari pembangkit-pembangkit besar yang akan beroperasi, seperti PLTU Batang dan PLTU Jawa 7.
Hingga Juli, progres pembebasan lahan sudah mencpai 95% dan proses konstruksi pondasi sudah mencapai 60%.
"Pembangkit selesai, transmisi juga harus selesai. Kalau nggak nanti kolaps, jadi ini untuk mengevakuasi (daya dari pembangkit lsitrik baru)," tandas Djoko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News