Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Nasib proyek lapangan gas abadi Blok Masela belum juga diputuskan meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mendengar paparan hasil kajian tim independen. Kajian tersebut dipaparkan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sudirman Said dalam rapat terbatas kabinet kerja.
Usai rapat terbatas, Sudirman mengatakan hasil kajian menyebutkan pengembangan Blok Masela harus menggunakan fasilitas terapung (floating storage regasification unit) alias offshore. Tetapi, Jokowi nampaknya belum puas dengan penjelasan tersebut.
Terlebih, ada dua pendapat yang berbeda dalam rapat terbatas tersebut. Menteri Koordinator bidang Maritim Rizal Ramli menginginkan pembangunan menggunakan fasilitas darat dengan pipa alias onshore.
Untuk itu, keputusan akhir mengenai Blok Masela akan diputuskan Jokowi dengan terlebih dahulu memanggil kontraktor. Kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) yakni Inpex Masela Ltd rencananya akan dipanggil setelah Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Papua.
Menurut Sudirman, memang ada aspek lain yang sedang dipertimbangkan pemerintah selain keuntungan ekonomis. Pertimbangan itu antara lain soal pembangunan daerah.
"Bagaimana caranya kontraktor tidak dirugikan secara finansial, tetapi pembangunan kewilayahan dilaksanakan," kata Sudirman, Selasa (29/12) di Istana Negara, Jakarta.
Aspek pembangunan daerah itu antara lain meliputi pembangunan industri di Indonesia bagian Timur, seperti industri pupuk, listrik dan lainnya. Rencananya, jika keputusan proyek ini dilakukan saat ini maka tahun 2016 akan dilakukan study engineering dan lainnya sampai 2018.
Lalu, tahun 2019 akan dimulai pengadaan dan kemudian tahun 2020 pengerjaan proyek baru dilakukan. Jokowi sendiri mengingatkan, semua pihak untuk mempertimbangkan keputusan proyek ini secara matang, jangan terburu-buru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News