kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tambahan posisi dan perubahan nomenklatur jabatan bisa beri angin segar bagi PLN


Minggu, 17 Mei 2020 / 19:54 WIB
Tambahan posisi dan perubahan nomenklatur jabatan bisa beri angin segar bagi PLN
ILUSTRASI. PLN Jambi menerangi 9 desa


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menambah posisi baru sekaligus mengubah nomenklatur jabatan direksi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis (14/5) lalu.

Sebagai informasi, nomenklatur baru jabatan direksi PLN antara lain Direktur Utama, Wakil Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Perencanaan Korporat, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan, Direktur Energi Primer, Direktur Mega Project, Direktur Human Capital dan Management, Direktur Bisnis Regional Sumatera Kalimantan, Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, dan Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali.

Jika ditelusuri nomenklatur tersebut, terdapat beberapa jabatan baru di tubuh PLN yaitu Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan, Direktur Energi Primer, dan Direktur Mega Project.

Baca Juga: S&P revisi outlook menjadi negatif, begini tanggapan PLN

Pengamat BUMN sekaligus Kepala Lembaga Manajemen FEB UI Toto Pranoto menyebut, penambahan sejumlah posisi baru tersebut menunjukkan motif PLN untuk fokus pada efisiensi, peningkatan produktivitas, dan memperdalam fungsi perusahaan ini sebagai distributor tenaga listrik.

Sebagai contoh, posisi Direktur Mega Project yang dijabat oleh M. Ikhsan Asaad punya tugas supaya program investasi PLN terkait infrastruktur ketenagalistrikan bisa tertata lebih baik. Apalagi, proyek listrik 35.000 megawatt (MW) masih menyisakan hampir separuh pekerjaan yang harus diselesaikan.

“Perlu fokus penanganan dan ketepatan pemilihan teknologi, vendor yang berkualitas, dan pengawasan proyek agar sesuai dengan jadwal yang ditargetkan,” ungkap Toto, Minggu (17/5).

Sementara itu, Direktur Energi Primer yang kini ditempati oleh Rudy Hendra Prastowo merupakan posisi lama yang pernah ada di struktur kepengurusan PLN. Toto melihat, jika posisi tersebut dihidupkan lagi, berarti ada hal penting yang bagi PLN harus diprioritaskan.

Salah satu tantangan PLN saat ini adalah memastikan harga pokok listrik bisa lebih murah dan efisien. Namun, hal ini baru bisa terjadi tatkala sumber energi primernya juga murah.

Di samping itu, penyediaan energi hijau menjadi tren tersendiri dalam beberapa waktu terakhir. PLN pun mesti bisa memastikan komposisi ideal energi batubara, gas, ataupun sumber energi lainnya untuk kebutuhan pembangkit listrik.

Hal itu juga mempertimbangkan aspek biaya, ketersediaan energi primer, dan kesehatan lingkungan. “Jadi, Direktur Energi Primer cukup strategis dalam kontribusi membuat struktur biaya yang efisien dan jaminan pasokan energi bagi PLN,” ungkap Toto.

Posisi Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan yang diisi oleh Bob Sarir juga cukup krusial bagi PLN. Bukan hanya berperan dalam peningkatan pendapatan, posisi ini punya peran penting dalam peningkatan layanan kepada pelanggan.

Baca Juga: PLN dan SMI teken MoU pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) berbasis SDG

Toto berpendapat, dalam kondisi wabah Corona saat ini, permintaan listrik dari sejumlah pelanggan PLN dipastikan terjadi. PLN pun dihadapkan pada pasokan listrik yang berlimpah, apalagi PLN menggunakan skema take or pay dalam kontrak kelistrikan dengan Independent Power Producers (IPP).

Kondisi sekarang juga memperparah pasokan listrik di Pulau Jawa yang dalam 1—2 tahun terakhir juga mengalami oversupply. “Perlu ada langkah terobosan dan inovasi supaya kondisi kelebihan pasokan ini tidak merugikan PLN,” kata dia.

Makanya, keberadaan Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan dalam struktur direksi PLN diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

Berbagai terobosan yang dilakukan oleh Direktur tersebut terkait perluasan segmen bisnis, peningkatan pelayanan, dan optimalisasi layanan berbasis digital diharapkan muncul. Jika berhasil, ujung-ujungnya akan memperbaiki citra PLN itu sendiri di mata masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×