Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Salah satu tantangan PLN saat ini adalah memastikan harga pokok listrik bisa lebih murah dan efisien. Namun, hal ini baru bisa terjadi tatkala sumber energi primernya juga murah.
Di samping itu, penyediaan energi hijau menjadi tren tersendiri dalam beberapa waktu terakhir. PLN pun mesti bisa memastikan komposisi ideal energi batubara, gas, ataupun sumber energi lainnya untuk kebutuhan pembangkit listrik.
Hal itu juga mempertimbangkan aspek biaya, ketersediaan energi primer, dan kesehatan lingkungan. “Jadi, Direktur Energi Primer cukup strategis dalam kontribusi membuat struktur biaya yang efisien dan jaminan pasokan energi bagi PLN,” ungkap Toto.
Posisi Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan yang diisi oleh Bob Sarir juga cukup krusial bagi PLN. Bukan hanya berperan dalam peningkatan pendapatan, posisi ini punya peran penting dalam peningkatan layanan kepada pelanggan.
Baca Juga: PLN dan SMI teken MoU pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) berbasis SDG
Toto berpendapat, dalam kondisi wabah Corona saat ini, permintaan listrik dari sejumlah pelanggan PLN dipastikan terjadi. PLN pun dihadapkan pada pasokan listrik yang berlimpah, apalagi PLN menggunakan skema take or pay dalam kontrak kelistrikan dengan Independent Power Producers (IPP).
Kondisi sekarang juga memperparah pasokan listrik di Pulau Jawa yang dalam 1—2 tahun terakhir juga mengalami oversupply. “Perlu ada langkah terobosan dan inovasi supaya kondisi kelebihan pasokan ini tidak merugikan PLN,” kata dia.
Makanya, keberadaan Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan dalam struktur direksi PLN diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Berbagai terobosan yang dilakukan oleh Direktur tersebut terkait perluasan segmen bisnis, peningkatan pelayanan, dan optimalisasi layanan berbasis digital diharapkan muncul. Jika berhasil, ujung-ujungnya akan memperbaiki citra PLN itu sendiri di mata masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News