kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tambang menggeliat, permintaan Gatari Air naik 50%


Senin, 25 Oktober 2010 / 07:06 WIB
Tambang menggeliat, permintaan Gatari Air naik 50%
ILUSTRASI. Ilustrasi bisnis maskapai penerbangan


Reporter: Gloria Haraito, Indira Prana Ning Dyah |

JAKARTA. Harga komoditas batubara dan crude palm oil (CPO) yang melambung ikut mendorong permintaan pesawat niaga tak berjadwal alias charter dari Gatari Air meningkat hingga 50%.

Gatari memiliki tiga unit helikopter dan dua unit pesawat yang terbang dari tiga lokasi yakni Bandara Halim Perdanakusumah, Balikpapan, dan Nabire. "Permintaan kami melonjak 50% sejak Mei lalu karena rute yang kami lewat memang daerah tambang. Seperti di Nabire, itu kan daerah tambang emas," ujar Imelda M Samhudi, Kepala Pemasaran dan Penjualan PT Gatari Air Service di Jakarta, Jumat (22/10).

Pesawat dan helikopter milik Tommy Suharto ini banyak melayani investor dan calon investor yang ingin meninjau lokasi tambang. Penduduk Nabire banyak yang memiliki lahan konsesi kecil; dus, mereka patungan untuk dapat menyewa helikopter. Pesawat dan helikopter ini juga kerap digunakan untuk membawa sembako ke lokasi tambang.

Dalam sebulan, pesawat Gatari bisa terbang 120 jam, sementara helikopter bisa terbang 50 jam. Untuk pesawat yang parkir di Halim, Gatari menyewakan pesawat melalui kontrak enam bulan sampai 10 bulan. Sementara untuk pesawat yang mangkal di Balikpapan digunakan untuk charter. Konsumen yang hendak menyewa pesawat ini harus antri dari sebulan sebelumnya. Pesawat di Nabire misal, sudah dikontrak perusahaan tambang emas selama setahun penuh.

Harga sewa pesawat dan helikopter Gatari juga mengalami kenaikan karena ada lonjakan harga komponen sekitar 3%-8%. Saat ini, Gatari menyewakan helikopter seharga US$ 2.000-US$ 2.800 per jam. Helikopter ini bisa menampung lima sampai 12 penumpang. Sementara pesawat Gatari disewakan dengan harga US$ 2.200-US$ 3.100 per jam. Oh ya, harga ini belum termasuk PPN dan bahan bakar. Pesawat Gatari bisa menampung hingga 48 orang.

Imelda memandang, bisnis charter pesawat semakin menjanjikan karena kebutuhan menyewa pesawat ke daerah pelosok akan meningkat. Bisnis ini juga menjanjikan profesi yang bergengsi bagi pilot. Menurut Imelda, saat ini banyak pilot helikopter Indonesia yang dibajak armada asing. Ini membuat pilot helikopter Indonesia termasuk langka. Gatari memiliki tujuh pilot helikopter dan enam pilot pesawat dengan gaji minimal Rp 60 juta per bulan.

Tingginya permintaan charter pesawat mendorong Gatari menambah helikopter baru November nanti. Gatari membeli pesawat buatan AS ini senilai US$ 9 juta. Helikopter BEl412EP ini merupakan produksi 2010 yang ditujukan untuk tambang minyak. Perusahaan tambang minyak memang mensyaratkan pesawat dan helikopter yang dipakai berusia tidak lebih dari 10 tahun. Dengan begitu, helikopter ini sekaligus menjadi yang terbaru di antara helikopter Gatari lainnya yang diproduksi tahun 1970 dan pesawat yang diproduksi tahun 1999.

Imelda menghitung, pendapatan dua pesawat bisa mencapai US$ 740.000 per bulan. Sedangkan pendapatan tiga helikopter bisa mencapai US$ 420.000 per bulan. Adapun helikopter baru yang akan beroperasi bulan depan diperkirakan akan menyumbang pendapatan US$ 275.000 per bulan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×