Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Banyaknya tekanan yang dihadapi industri properti turut mempengaruhi bisnis broker properti. Lihat saja Century 21 yang hanya berharap omzetnya meningkat 20% di tahun 2014.
Padahal anak usaha Ciputra Group itu berhasil meraih pertumbuhan omzet hingga 30% di tahun 2013. "Bisnis properti akan mengalami perlambatan karena kenaikan suku bunga, kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait pembiayaan, dan pemilihan umum (pemilu)," terang Hendry Tamzel, Country Director Century 21 Indonesia dan Associate Director Ciputra Group di Jakarta, Rabu (26/2).
Sayangnya Hendry tidak bersedia memberi tahu omzet Century 21. Namun, dia mengklaim, Century 21 menguasai pangsa pasar 35% dari total transaksi broker properti di Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 40 triliun.
Lebih lanjut, Hendry menilai kebijakan bank sentral mengenai kredit pemilikan rumah (KPR) sebenarnya lebih banyak membawa dampak untuk pengembang properti. Maklum, kebijakan tersebut memukul investor yang biasanya membeli produk di pasar primer. Sementara transaksi broker properti lebih banyak di pasar sekunder.
Sepanjang tahun 2013, transaksi Century 21 memang didominasi oleh pasar sekunder sebanyak 71%, sedangkan pasar primer hanya 29%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News