kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Tarif sewa hunian ekspatriat melonjak


Senin, 13 Januari 2014 / 09:51 WIB
Tarif sewa hunian ekspatriat melonjak
ILUSTRASI. Menyambut ulang tahun Tokopedia di bulan Agustus 2022, dapatkan diskon 70% untuk pembelian pulsa dan paket data.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Meski pertumbuhan properti secara umum melambat, pasar sewa hunian ekspatriat, khususnya di Jakarta, masih tetap stabil. Hal ini tercermin dari tarif sewa hunian ini yang tetap masih bisa tumbuh antara 20% sampai 40% bila dibandingkan dengan semester II-2013 lalu.

Mengutip riset Colliers International, tarif hunian ekspatriat termahal berada di Kebayoran Baru dengan kisaran tarif sewa US$ 5.000-US$ 15.000 per bulan. Berikutnya, disusul Pondok Indah dan Menteng di rentan harga US$ 4.500 sampai US$ 15.000 per bulan.

Adapun di wilayah Kuningan dan Permata Hijau, tarifnya berkisar US$ 4.000-US$ 12.000 per bulan. Daerah lain yang menjadi incaran ekspatriat masih terkonsentrasi di Jakarta Selatan, antara lain Kemang, Cilandak, Cipete, dan Pejaten.

Menurut Associate Director Research Colliers International, Ferry Salanto, kenaikan tarif sewa didorong oleh pasokan hunian yang memenuhi standar ekspatriat masih minim. Misalnya, dekat dengan sekolah internasional. "Melihat kondisi ini, pemilik rumah bisa mengerek tarif sewa atau mematok jangka waktu sewa," ujar dia akhir pekan lalu.

Adapun industri yang menggerakkan permintaan hunian ekspatriat masih berasal dari bidang minyak dan gas (migas), pertambangan, perbankan, serta asuransi.

Sementara itu, broker properti dari Century 21, Ali Hanafia memprediksi, permintaan terhadap hunian ekspatriat akan tetap stabil di tahun politik ini, baik untuk rumah maupun apartemen. Bahkan, perusahaan yang umumnya menyewa untuk masa setahun, saat ini lebih memilih menyewa untuk sedikitnya tiga tahun atau lima tahun, kalau sudah menemukan hunian yang sesuai.

Di Jakarta, daerah favorit ekspatriat belum bergeser dari Jakarta Selatan dan central business district (CBD). "Tapi, mulai bermunculan permintaan hunian di sekitar kawasan industri di Tangerang, Bekasi, dan Karawang, terutama dari ekspatriat asal Asia," ucap Ali.

Namun, Ali menyebut, kenaikan tarif sewa sebesar 20%-40% per semester itu masih terlalu tinggi. Pasalnya, tanpa mengerek tarif sewa pun, pemilik rumah sudah menikmati keuntungan kurs akibat penguatan dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×