Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimis target produksi olahan ikan domestik tahun ini sebanyak 1,5 juta ton akan terlampaui. Hal tersebut dikarenakan banyak negara-negara importir yang mengalihkan pasarnya ke Indonesia karena isu ketenagakerjaan di beberapa negara produsen lain seperti Thailand, Malaysia dan Vietnam.
Saut P Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP mengatakan, hingga empat bulan pertama tahun ini produksi olahan ikan telah mencapai sekitar 520.000 ton. "Tahun ini bisa lebih dari target ekspor, karena antisipasi masalah tenaga kerja itu," kata Saut, akhir pekan lalu.
Perlu diketahui, selain masalah sustainability, isu ketenagakerjaan juga berpengaruh terhadap kinerja ekspor produk perikanan. Di negara maju seperti di Eropa, mereka tidak akan impor bila dalam prosesing pengolahan ikan tidak menerapkan pola ketenagakerjaan yang baik.
"Negara di Eropa dan Amerika Serikat tidak mau membeli dari Thailand," kata Saut. Selain itu, semakin mahalnya biaya tenaga kerja di beberapa negara seperti di Cina turut memberikan andil terhadap ekspor produk olahan asal Indonesia.
Meski tidak merinci, Saut mengatakan produk olahan ikan asal Indonesia masih di dominasi oleh produk udang. Tahun ini share olahan udang dari total produksi olahan ikan Indonesia mencapai 35%-38%. Target produksi olahan ikan pada tahun ini sendiri mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Tahun 2013, produksi olahan ikan mencapai 1,2 juta ton.
Saut bilang peak season yang tepat untuk melakukan penjulan produk olahan perikanan adalah pada bulan Agustus hingga Oktober. Bila ekspor dilakukan melebihi batas waktu tersebut maka akan kehilangan momentum, sehingga produk yang diekspor tidak akan laku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News