Reporter: Petrus Dabu, Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can
JAKARTA. Produksi minyak PT Pertamina sepanjang tahun 2011 tidak memenuhi target lifting sesuai yang ditetapkan di Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011. Berdasarkan data dari Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Pertamina adalah salah satu dari 34 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang target produksinya tak tercapai.
Sejatinya target produksi minyak Pertamina sekitar 132.000 barel per hari (bph). Namun, kenyataannya, hingga akhir tahun 2011, Pertamina hanya mampu meraup minyak 123.518 bph.
Dus, Pertamina meleset 8.482 bph dari target. "Pertengahan Juli 2011, saya panggil seluruh General Manajer Pertamina. Mereka optimistis tercapai. Kenyataannya tidak," ujar Rudi Rubiandini, Direktur Operasional BP Migas, Minggu (8/12).
Menurut Rudi, Pertamina sudah melakukan seluruh kegiatan usaha untuk menaikkan produksi minyak. Tapi, karena kesalahan tender pengadaan alat, perusahaan migas nasional tersebut tidak bekerja secara optimal. Misalnya, Pertamina membeli rig yang murah, sehingga kegiatan produksi tidak jalan. Dampaknya, produksi minyak juga tidak sesuai dengan target.
Rudi mencontohkan, kegiatan pemboran di Pondok Tengah, Bekasi. Seharusnya, hasil produksinya mencapai 20.000 bph, tapi karena menggunakan rig jelek, produksi minyak hanya 4.000 bph. "Waktu tes, sumurnya bagus, bisa 25.000 bph. Tapi waktu mengebor hanya 4.000 bph. Di daerah lain juga hanya mendapat 10.000 bph," kata Rudi.
Vice President Communication Pertamina, Mochamad Harun menolak tudingan Rudi. Dia bilang, seluruh pekerjaan yang terkait dengan proses produksi seperti tender merupakan kewenangan BP Migas. "Yang mengontrol BP Migas. Jadi, harusnya BP Migas mengawasi dan memberi tahu ke kami kalau ada yang salah," terangnya.
Menurut Harun, awalnya Pertamina tak mematok tinggi target produksi minyak. Tapi, justru BP Migas yang meminta Pertamina menaikkan target produksi tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News