kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Target produksi naik, BYAN memoles infrastruktur


Jumat, 23 Juni 2017 / 11:26 WIB
Target produksi naik, BYAN memoles infrastruktur


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Target maksimal volume produksi PT Bayan Resources Tbk pada tahun ini sampai 18 juta ton. Angka ini 6 juta ton lebih banyak ketimbang realisasi produksi tahun lalu. Sejalan dengan target yang meningkat, perusahaan itu akan mengembangkan infrastruktur pertambangan.

Maka, Bayan Resources menyediakan dana antara US$ 50 juta-US$ 71 juta. Fokus pengembangan infrastruktur pertambangan tahun ini di Tabang, Kalimantan Timur. Mereka berencana memperbesar daya tampung mobilitas area pertambangan, dari semula 50 truk angkut, menjadi 100 truk angkut.

Kalau target produksi maksimal tahun ini 18 juta ton batubara, target penjualan mencapai 17 juta ton batubara. Jenny Quantero, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bayan Resources Tbk, bilang, hingga Maret 2017 sudah ada kontrak pembelian untuk 11,6 juta ton batubara jenis 4.300 kilo kalori (kkal).

Mayoritas pasar Bayan Resources adalah ekspor. Sementara pasar domestik terbesar pada tahun ini berupa permintaan batubara dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan industri nikel. Permintaan pasar domestik itu setara dengan volume produksi 1 juta batubara.

Adapun sejak awal tahun hingga 31 Maret 2017, Bayan Resources telah memproduksi 4 juta ton batubara. Realisasi produksi tersebut meningkat tiga kali lipat lebih ketimbang periode yang sama pada tahun lalu, yakni 1,2 juta ton batubara.

Dari 4 juta ton volume produksi batubara per kuartal I 2017 tadi, sebanyak 3,7 juta ton terjual ke pasar India, Malaysia, Korea, Filipina, Jepang, China dan pasar domestik. Rata-rata harga jual sebesar US$ 50 per ton. Sebagai perbandingan, rata-rata harga jual batubara Bayan Resources tahun lalu sebesar US$ 45,8 per ton.

Bayan Resources memperkirakan, tahun ini berpotensi mengantongi pendapatan antara US$ 600 juta-US$ 800 juta. Perkiraan itu dengan asumsi rentang harga jual batubara US$ 38-US$ 42 per ton dan volume produksi mencapai 16 juta ton-18 juta ton.

Lantas, asumsi biaya produksi tahun ini sebesar US$ 28-US$ 32 per ton. "Dengan target rasio pengupasan tanah 3,5-4 berbanding 1," terang Jenny, Jumat (22/6).

Bayan Resources menilai, target kinerja tersebut cukup realistis. Mengingat, tren kenaikan harga batubara sejak tahun lalu telah terbukti menyokong perolehan kinerja. Alhasil, perusahaan berkode saham BYAN di Bursa Efek Indonesia itu mampu membirukan bottom line.

Bayan Resources mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar US$ 29,76 juta sepanjang tahun 2016. Sementara tahun 2015, mereka menanggung rugi bersih US$ 64,40 juta.

Chin Wai Fong, Direktur Utaram PT Bayan Resources Tbk mengatakan, kinerja Bayan Resources mulai bangkit pada semester II 2016. "Kenaikan harga yang terjadi itu memberikan harapan bagi perusahaan batubara untuk memperbaiki kinerja, termasuk kami," tandasnya, dalam kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×