Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) yang menjalankan kegiatan usaha di bidang perdagangan batubara, semakin memacu penjualan ekspor di sepanjang tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Sumber Global Energy, Michael Harold memaparkan kenaikan harga batubara di sepanjang tahun ini yang sudah melejit 79% menjadi US$ 144 per ton akan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Sumber Global Energy dengan meningkatkan volume penjualan ekspor.
"Salah satu strateginya dengan mendirikan Commodity Trading Company di Singapura guna memperoleh lebih banyak kontrak dengan costumer di Asia," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Senin (2/8).
Baca Juga: Sumber Global Energy (SGER) jajaki bisnis renewable energy dari pengolahan sampah
Lebih lanjut Michael mengatakan, di tengah kondisi harga batubara yang sedang bagus, selain mencari kontrak baru dari luar negeri terutama di Asia, SGER juga mencari peluang untuk kontrak dalam negeri.
Direktur Utama Sumber Global Energy, Welly Thomas memaparkan volume ekspor di tahun ini akan bertambah. Saat ini SGER telah mendapatkan kontrak dari Vietnam sebesar hampir 2 juta ton.
"Kami juga berencana membuka satu perusahaan trading di Korea untuk mengikuti tender di sana. Kami harap di semester II 2021 ini pasar Korea sudah bisa masuk," ujarnya.
Asal tahu saja, selama ini SGER banyak menjual batubara ke beberapa negara yakni Vietnam, China, India, dan sebagian ke Bangladesh.
Baca Juga: Kinerja apik, Indika Energy (INDY) kembali raup laba bersih US$ 12 juta di semester I
Alasan SGER lebih memiliki memacu penjualan ke luar negeri karena harga batubara di lokal kurang menarik. "Di pasar ekspor, menggunakan indeks sehingga tidak ada kendala harga, dan sejak dulu kami memang sudah fokus menjual ke pasar luar negeri," kata Welly.
Welly memaparkan, salah satu tantangan yang dihadapi SGER di tahun ini adalah pandemi Covid-19 membuat manajemen perusahaan tidak bisa langsung bertandang ke Vietnam untuk mengikuti tender. Maka dari itu, manajemen perusahaan melalui mitra di Vietnam membuat konsorsium dengan beberapa perusahaan untuk mengikuti tender.
Sampai dengan semester I 2021, realisasi kontrak batubara SGER sudah mencapai 1,5 juta ton hingga 2 juta ton. Di sepanjang tahun ini, pihaknya menargetkan dapat memacu penjualan hingga 3 juta ton batubara yang harapannya bisa mengerek pendapatan tahun ini sekitar 10%-15% yoy. Adapun komposisi penjualannya masih 90% dari ekspor dan 10% domestik.
Untuk di pasar lokal, Welly mengungkapkan saat ini pihaknya tetap menjajaki ke beberapa Independent Power Producer (IPP) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan menjajaki beberapa smelter di Sulawesi.
Namun, Welly menegaskan, saat ini pihaknya tidak agresif menggali pasar domestik karena masalah pembayaran dari PLN yang bisa tertunda 3 bulan bahkan bisa 6 bulan. Sedangkan, jika dibandingkan dengan ekspor yang memakai instrumen Letter of Credit (L/C) di mana setelah pemuatan, perusahaan sudah mendapatkan dana sehingga bisa membeli batubara untuk pengapalan yang berikutnya.
Maka dari itu, untuk menjaga arus kas perusahaan ketika menjual batubara ke domestik, Welly mengungkapkan, SGER telah menjajaki pembicaraan ke beberapa bank untuk mendapatkan pembiayaan.
Direktur Keuangan Sumber Global Energy, Cendrasuri Ependy menjelaskan, sampai dengan semester I 2021 perusahaan sudah menyerap belanja modal sekitar 70% atau Rp 600 miliar. "Alokasinya fokus untuk mendukung target pengapalan dari kontrak yang sudah didapatkan," ujarnya singkat.
Selanjutnya: United Tractors (UNTR) bukukan kinerja positif di paruh pertama 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News