kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tarif internet Telkomsel dan operator lain mahal?


Jumat, 28 April 2017 / 23:39 WIB
Tarif internet Telkomsel dan operator lain mahal?


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, Muhammad Ridwan Effendi berpendapat bahwa tarif internet Telkomsel dan operator lainnya di Indonesia masih tergolong terendah di dunia.

"Tarif data internet Telkomsel masih sangat wajar. Bahkan, masih masuk kategori termurah di dunia sesudah India," kata Ridwan ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (28/4).

Ridwan menanggapi kasus protes peretas laman www.telkomsel.com yang antara lain menuntut perusahaan itu menurunkan tarif kuota internet.

Berdasarkan penelitiannya dan pengalaman langsung ketika mengunjungi sejumlah negara, bahwa tarif internet di Indonesia masih yang termurah.

Ia mencontohkan, di Amerika Serikat tarif internet dengan kuota paket 8 Giga Byte mencapai sekitar 40 dollar AS, atau sekitar Rp520.000 dengan asumsi kurs Rp13.000 per dollar.

"Di Indonesia, paket internet bervariasi mulai dari Rp45.000 juga ada. Demikian juga tarif percakapan (voice) di Indonesia sekitar Rp1.700 per menit, sedangkan di Inggris tarif percakapan mencapai 15 sen Pounsterling atau sekitar Rp3.000 per menit," katanya.

Dengan begitu, maka tarif voice atau percakapan suara di luar negeri, rata-rata masih lebih tinggi dua kali lipat dibanding di Indonesia, sedangkan tarif data bisa 10 kali lebih mahal.

Dengan kondisi tersebut, menurut Ridwan operator di Indonesia saat ini masih lebih banyak melakukan subsidi silang dari layanan voice ke data.

"Semua operator sekarang ini mensubsidi harga paket data dari pendapatan layanan percakapan. Jadi sepertinya tidak adil karena pendapatan dari voice kebanyakan berasal dari masyarakat menengah ke bawah, sementara pemakai data adalah masyarakat menengah ke atas," tegas Ridwan.

Saat ini tambahnya, terjadi efek gunting, di mana trafik data melesat semakin tinggi, sementara revenue operator datar-datar saja. "Kelihatannya Telkomsel ingin mengurangi gap itu," katanya.

Sementara itu, Vice President Corporate Communications Telkomsel, Adita Irawati, mengatakan tarif yang ditawarkan kepada pelanggan merujuk pada komponen biaya jaringan, termasuk untuk kebutuhan akses bandwidth internasional.

"Kami berterima kasih dan menghargai keluhan masyarakat pengguna soal tarif kuota internet. Ini menunjukkan bahwa produk seluler Telkomsel digunakan oleh masyarakat luas," katanya.

Untuk itu, Telkomsel menawarkan berbagai pilihan paket Internet kepada pelanggan, dengan berbagai pilihan harga. "Saat ini, pelanggan Telkomsel mencapai 169 juta pelanggan di mana sekitar 50 persen di antaranya tercatat sebagai pelanggan 3G/4G," ujarnya.

Telkomsel ingin memberikan kualitas layanan kepada pelanggan agar dapat menikmati layanan broadband Telkomsel di mana pun berada.

Saat ini layanan Telkomsel hadir di 95% wilayah populasi Indonesia melayani seluruh pelanggan hingga ke pelosok negeri dan bahkan hingga perbatasan. Layanan 4G Telkomsel juga telah hadir di sekitar 500 ibu kota/kabupaten untuk memberikan pelanggan pengalaman internet cepat.

"Semua ini kami tunjukkan untuk bisa membantu masyarakat memperoleh akses telekomunikasi yang dapat mendukung aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di seluruh Indonesia," ujar Adita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×