Sumber: TribunNews.com | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Tarif kereta cepat jalur Jakarta-Bandung dihargai Rp 200.000 sampai Rp 225.000.
Hal ini dihitung berdasarkan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada 2019 saat kereta cepat beroperasi sebesar Rp 16.000 per dollar AS.
"Kami hitung dalam seasibility study (FS) sebesar Rp 200.000 sampai RP 22.000 asumsi di 2019," ujar Ketua Konsorsium Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bintang Perbowo, di Jakarta, Jumat (16/10).
Rencananya kereta cepat memiliki panjang jalur 150 kilometer (km) akan melewati delapan stasiun, mulai dari Gambir, Manggarai, Halim Perdanakusuma, Karawang, Walini, Bandung Barat, Kopo, dan Gede Bage.
"Ada delapan stasiun dilewati kereta cepat," ungkap Bintang Perbowo.
Dalam tahap awal pembangunan kereta cepat akan mengurus izin pembebasan lahan.
Ditargetkan pada awal 2016 pembangunan dimulai dan selesai pada 2018. Sedangkan untuk pengoperasiannya dimulai kuartal pertama 2019.
"Semua sudah final. Konstruksi tinggal diurus izinnya setelah pertemuan ini," jelas Direktur Utama PT Wijaya Karya itu.
Pada pelaksanaannya Tiongkok mendapat jatah saham 40% dan 60% milik pemerintah Indonesia melalui perusahaan patungan PT Pilar Sinergi BUMN.
Sedangkan total investasi kereta cepat sebesar US$ 5,5 miliar dengan pembiayaan dari China Development Bank sebesar 75% dan sisanya dari ekuitas konsorsium BUMN dan PT China Railwys International Co, Ltd.
Dalam skema perusahaan patungan di PT Pilar Sinergi BUMN terdiri atas empat perusahaan BUMN. Dalam pembagiannya PT Wijaya Karya (persero) Tbk mendapat jatah ekuitas 38%, PT Jasa Marga (persero) Tbk 12%, PT KAI (persero) 25%, dan PT Perkebunan Nusantara VII 25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News