Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Dua kali penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) membawa angin segar bagi pengguna transportasi umum tanah air. Terkoreksinya harga solar dan premium diharapkan bisa memangkas tarif. Apalagi Kementerian Perhubungan (Kemhub) sudah mengeluarkan surat edaran menurunkan tarif ekonomi angkutan perkotaan dan penyeberangan.
Perusahaan angkutan penyeberangan, PT ASDP Indonesia Ferry harus menuruti titah regulator. Padahal, baru dua bulan ASDP menikmati berkah kenaikan tarif sekitar 1,3%-9,95%.
Nah, lewat surat edaran Menteri Perhubungan Ignatius Jonan, perusahaan plat merah ini harus memangkas tarif minimal sekitar 4% dari tarif yang berlaku saat ini. "Kalau ada ketentuan seperti ini kami jalankan saja, meskipun marginnya akan sedikit berkurang," kata Anis Adinizam, Manajer Hubungan Publik ASDP Indonesia Fery kepada KONTAN, Selasa (20/1).
Menurutnya penurunan harga BBM sejatinya tidak berpengaruh signifikan bagi perusahaan penyeberangan ini. Soalnya, porsi kebutuhan BBM yang pada kisaran 30%-35% dinilai cuma sanggup mengurangi beban operasional sekitar 10%-20%.
Kondisi inipun sudah memperhitungkan beban kenaikan biaya suku cadang sebagai imbas kenaikan BBM sebelumnya.
Sedangkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengaku bisa lebih leluasa mengatur tarif batas bawah dan tarif batas atas untuk layanan kereta ekonomi dan kereta bisnis.
Bambang Eko, Direktur Komersial KAI memberi contoh, bila selama ini pihaknya menjual tiket dengan tarif batas atas maka kali ini KAI bisa menjual dengan harga batas tengah. Ini berlaku untuk kereta bisnis.
Tarif Lorena bisa turun
Sedangkan untuk tarif kereta ekonomi yang saat ini disumbang dari dana subsidi atau pubic service obligation (PSO), perusahaan transportasi ini masih menunggu keluarnya Peraturan Menteri Perhubungan. Saat ini untuk tarif kereta ekonomi jarak jauh dan menengah bulan Januari-Februari masih menggunakan tarif komersial tanpa PSO.
Kata Bambang untuk bulan selanjutnya pihaknya sudah mengajukan penyesuaian tarif menggunakan asumsi harga BBM sebesar Rp 6.600. "Sementara ini karena tiket bulan Maret harus dijual maka kami menjual memakai peraturan Menteri lama dengan asumsi harga BBM Rp 5.500 per liter," jelas Bambang.
Lain lagi dengan moda transportasi darat. Operator bus antar kota Lorena, hingga kini masih belum memutuskan merevisi tarif. Andy Porman Tambunan, Sekretaris Perusahaan PT Eka Sari Lorena Tbk berkata pihaknya masih akan menunggu perkembangan pasar terlebih dahulu. Kata dia, kalau pun akan menurunkan harga, maksimal Lorena hanya bisa memangkas 5% dari tarif saat ini.
Seperti perusahaan lain, Andy juga menyebut penurunan harga BBM kali ini tidak bisa berdampak signifikan karena tidak diikuti penurunan harga suku cadang.
Ia mengakui, harga baru BBM Kali ini memang bisa memangkas biaya operasional perusahaan. Soalnya, porsi BBM terhadap total beban operasional sekitar 40%.
Tapi ada daya, kenaikan harga suku cadang mau tidak mau menekan kondisi finansial perusahaan. Apalagi biaya suku cadang merupakan komponen biaya terbesar kedua Lorena. "Penurunan ini tidak bisa mengimbangi kenaikan spare part," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News