kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

TBLA alokasikan US$ 26 juta untuk penambahan dan pembangunan pabrik tahun depan


Kamis, 12 Desember 2019 / 22:08 WIB
TBLA alokasikan US$ 26 juta untuk penambahan dan pembangunan pabrik tahun depan
ILUSTRASI. PT Tunas Baru Lampung Tbk terus gencar melakukan sejumlah agenda ekspansinya di tahun 2020


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

Oleh karenanya, ia memperkirakan terdapat peluang untuk kembali melakukan ekspor sekitar 40.000 hingga 50.000 to biodiesel sekitar ke Cina di tahun 2020. Meski demikian, Ia mengatakan bahwa pasokan biodiesel ke Pertamina akan tetap menjadi prioritas utama.

Selain melakukan ekspansi di lini bisnis sawit dan turunannya, TBLA juga memiliki agenda ekspansi untuk lini usaha gula dan turunannya.

Baca Juga: Antisipasi adanya revolusi energi, Pertamina Energi Forum segera hadir

Saat ini, perseroan tengah mengawal pembangunan pabrik refined glycerine berkapasitas 120 ton per hari di Way Lunik Lampung. Harapannya, pabrik tersebut akan bisa memasuki tahap commissioning pada Mei 2020 mendatang.

Tak hanya itu, perseroan juga akan terus melakukan penanaman kebun tebu di Lampung hingga seluas 14.000 hektar. Sejauh ini, perseroan telah melakukan penanaman kebun tebu seluas 12.000 hektar.

Dengan demikian, perseroan akan terus melanjutkan agenda penanaman kebun tebu seluas 2.000 hektar di tahun 2020 guna mengejar target tersebut. Adapun realisasi produksi gula di tahun 2020 diproyeksikan akan sebesar 80.000 ton - 85.000 ton sepanjang tahun 2020.

Baca Juga: Dorong biodiesel, Pertamina suplai SMO sebanyak 154.000 KGS ke Tunas Baru Lampung

Untuk merampungkan pembangunan dan penambahan keempat pabrik di atas, perseroan akan menganggarkan belanja modal sebesar S$ 26 juta dengan rincian S$ 6 juta untuk pabrik refined glycerine dan pabrik re-esterification PFAD, dan S$ 20 juta untuk pabrik biodiesel dan refinery.  

Adapun sumber pendanaan akan diutamakan menggunakan dana internal terlebih dahulu. Namun demikian, Sudarmo mengatakan pihaknya juga terbuka untuk memanfaatkan dana eksternal dalam bentuk bilateral loan apabila kondisi mendukung.

Adapun komposisi sumber pendanaan diproyeksikan terdiri dari 30% dana internal dan 70% dana eksternal.

Dengan adanya sejumlah agenda ekspansi di atas, perseroan berharap penjualan bersih di tahun 2020 bisa bertumbuh dibanding penjualan bersih tahun 2019 yang diproyeksikan sekitar Rp 9 triliun. “Mudah-mudahan tahun depan bisa Rp 10 triliun” ujar Sudarmo (12/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×