kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TBLA alokasikan US$ 26 juta untuk penambahan dan pembangunan pabrik tahun depan


Kamis, 12 Desember 2019 / 22:08 WIB
TBLA alokasikan US$ 26 juta untuk penambahan dan pembangunan pabrik tahun depan
ILUSTRASI. PT Tunas Baru Lampung Tbk terus gencar melakukan sejumlah agenda ekspansinya di tahun 2020


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk terus gencar melakukan sejumlah agenda ekspansinya di tahun 2020.  Pasalnya, emiten yang memiliki kode saham TBLA ini tengah mengawal penambahan kapasitas pabrik biodiesel Lampung sebesar 1.500 ton per hari.

Harapannya, agenda penambahan kapasitas pabrik yang telah dilakukan sejak kuartal III 2019 tersebut sudah bisa memasuki tahap commisioning  pada Oktober 2020 nanti. 
Selagi penambahan kapasitas pabrik dilakukan, kegiatan produksi biodiesel akan terus berjalan dengan memanfaatkan kapasitas produksi biodiesel eksisting yang sebesar 1.000 ton per hari. 

Baca Juga: Tunas Baru Lampung (TBLA) proyeksikan penjualan bisa capai Rp 9 triliun tahun ini

Penambahan kapasitas pabrik biodiesel ini juga dilakukan secara beriringan dengan pembangunan dua pabrik yang berlokasi Way Lunik, Lampung, yaitu pabrik refinery berkapasitas 2.500 ton per hari serta pabrik re-esterification Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) berkapasitas 100 ton per hari.

Pabrik refinery ditargetkan akan memasuki tahap comissioning pada Oktober 2020. Sementara itu, pabrik re-esterification PFAD diharapkan akan memasuki tahap commissioning pada Mei 2020.

Adapun PFAD yang diproduksi pada nantinya akan dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku yang lebih murah untuk memproduksi biodiesel. Deputi Presiden Direktur PT Tunas Baru Lampung Tbk, Sudarmo Tasmin mengatakan perseroan tidak ingin menyianyiakan potensi pasar biodiesel yang ada.

Baca Juga: Performa Banyak Perusahaan Tidak Sesuai Target, Ini Kinerja Emiten Indeks Kompas100

Pasalnya, TBLA telah memperoleh kontrak untuk menjadi salah satu pemasok kebutuhan pengadaan biodiesel Pertamina. Mengacu kepada kontrak yang ada, TBLA mengantongi jatah untuk memasok sebanyak 341.000 kiloliter biodielsel dalam program mandatori B30 di tahun 2020 mendatang.

Terlebih, perseroan menargetkan akan terus memasok biodiesel ke Pertamina pada program-program mandatori di biodiesel di tahun-tahun berikutnya.

“Makanya kita buru-buru harus ekspansi supaya tidak kehilangan peluang ini, apalagi pemerintah kan konsisten dan kontinyu untuk menaikan B30, Pak Luhut kan kemarin bisa sampai B50 kok,” kata Sudarmo ketika ditemui usai acara paparan publik (12/12).

Baca Juga: Tingkatkan kemandirian energi, Pertamina implementasikan B30

Selain peluang di pasar biodiesel domestik, Sudarmo mengatakan peluang untuk melakukan ekspor biodiesel ke Cina juga masih terbuka lebar. Kalau menilik catatan perseroan di tahun-tahun sebelumnya, TBLA tercatat telah mengekspor sebanyak 35.000 ton biodiesel di tahun 2018 dan 40.000 ton biodiesel di tahun 2019 ke Cina. 

Oleh karenanya, ia memperkirakan terdapat peluang untuk kembali melakukan ekspor sekitar 40.000 hingga 50.000 to biodiesel sekitar ke Cina di tahun 2020. Meski demikian, Ia mengatakan bahwa pasokan biodiesel ke Pertamina akan tetap menjadi prioritas utama.

Selain melakukan ekspansi di lini bisnis sawit dan turunannya, TBLA juga memiliki agenda ekspansi untuk lini usaha gula dan turunannya.

Baca Juga: Antisipasi adanya revolusi energi, Pertamina Energi Forum segera hadir

Saat ini, perseroan tengah mengawal pembangunan pabrik refined glycerine berkapasitas 120 ton per hari di Way Lunik Lampung. Harapannya, pabrik tersebut akan bisa memasuki tahap commissioning pada Mei 2020 mendatang.

Tak hanya itu, perseroan juga akan terus melakukan penanaman kebun tebu di Lampung hingga seluas 14.000 hektar. Sejauh ini, perseroan telah melakukan penanaman kebun tebu seluas 12.000 hektar.

Dengan demikian, perseroan akan terus melanjutkan agenda penanaman kebun tebu seluas 2.000 hektar di tahun 2020 guna mengejar target tersebut. Adapun realisasi produksi gula di tahun 2020 diproyeksikan akan sebesar 80.000 ton - 85.000 ton sepanjang tahun 2020.

Baca Juga: Dorong biodiesel, Pertamina suplai SMO sebanyak 154.000 KGS ke Tunas Baru Lampung

Untuk merampungkan pembangunan dan penambahan keempat pabrik di atas, perseroan akan menganggarkan belanja modal sebesar S$ 26 juta dengan rincian S$ 6 juta untuk pabrik refined glycerine dan pabrik re-esterification PFAD, dan S$ 20 juta untuk pabrik biodiesel dan refinery.  

Adapun sumber pendanaan akan diutamakan menggunakan dana internal terlebih dahulu. Namun demikian, Sudarmo mengatakan pihaknya juga terbuka untuk memanfaatkan dana eksternal dalam bentuk bilateral loan apabila kondisi mendukung.

Adapun komposisi sumber pendanaan diproyeksikan terdiri dari 30% dana internal dan 70% dana eksternal.

Dengan adanya sejumlah agenda ekspansi di atas, perseroan berharap penjualan bersih di tahun 2020 bisa bertumbuh dibanding penjualan bersih tahun 2019 yang diproyeksikan sekitar Rp 9 triliun. “Mudah-mudahan tahun depan bisa Rp 10 triliun” ujar Sudarmo (12/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×