Reporter: Sri Sayekti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.TEKA Parquet kembali menunjukkan komitmennya terhadap desain berkualitas tinggi dan berkelanjutan dengan mendukung Millimeter Manifesto dalam ajang ARCH:ID 2025, sebuah forum arsitektur dan desain terkemuka di Indonesia yang berlangsung pada 8–11 Mei 2025.
Millimeter Manifesto adalah kolektif yang terdiri dari sembilan desainer produk terkemuka Indonesia: Alvin Tjitrowirjo, Cokorda G. B. Suryanata, Cynthia Margareth, Eugenio Hendro, Felix Sidharta, Frans Sihombing, Handhyanto Hardian, Hendro Hadinata, dan Patrick Luwia.
Setiap nama membawa pendekatan yang unik—mulai dari eksplorasi budaya, ergonomi, hingga eksperimen material—namun disatukan dalam satu manifesto: bahwa desain yang bermakna lahir dari intensi, proses, dan kesadaran akan tiap milimeter. memiliki niat dan dampak mendalam terhadap cara kita berinteraksi dengan ruang dan objek.
Kolaborasi ini semakin kuat melalui perancangan booth adaptif hasil kerja sama dengan arsitek Trianzani Sulshi dari Studio Aliri dan desainer grafis Io Woo dari Studio Woork menghadirkan struktur booth adaptif yang dibangun dari sistem scaffolding modular—dirancang untuk dapat dibongkar-pasang, digunakan kembali, dan menghasilkan limbah seminimal mungkin.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Catatkan Laba Rp1,1 Triliun di 2024, Tumbuh 35,6% YoY
Sembari tetap mempertahankan filosofi ruang orisinal dari kolektif ini, versi kali ini menghadirkan konfigurasi baru yang disesuaikan dengan konteks ARCH:ID, di mana sistem scaffolding dipadukan dengan sistem Laminated Veneer Lumber (LVL) modular rancangan Studio Aliri untuk TEKA Parquet dan DSN.
Sebagai mitra strategis, TEKA Parquet menampilkan dua hal penting pada ARCH:ID 2025. Pertama, kontribusi pada ruang pamer Millimeter Manifesto lewat penyediaan engineered wood flooring yang menonjolkan keindahan melalui proses yang bertanggung jawab.
Dengan memanfaatkan struktur berlapis dari kayu asli dan teknologi manufaktur presisi, lantai engineered wood flooring TEKA menawarkan kestabilan terhadap perubahan suhu dan kelembaban, serta ramah lingkungan karena mengurangi eksploitasi pohon alam.
Kedua, momen istimewa ini juga menjadi panggung PT Dharma Satya Nusantara (DSN), perusahaan induk TEKA memperkenalkan produk Structural Laminated Veneer Lumber (S-LVL) berbahan dasar kayu Jabon—pohon cepat tumbuh yang dapat dipanen dalam 7–8 tahun—yang diproses di pabrik autonomous berbasis teknologi tinggi di Jawa Tengah.
Baca Juga: Roman Luncurkan Designer Tile: Archipelago Series di Pameran Arch:ID 2025
DSN juga telah lama dipercaya di pasar internasional seperti Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat berkat produk plywood dan blockboard berkualitas dengan kadar formaldehida rendah.
Momen istimewa ini juga menjadi panggung peluncuran resmi koleksi terbaru keempat TEKA: Heritage Collection. Koleksi ini menandai langkah penting dalam inovasi berkelanjutan TEKA dengan menggunakan kayu karet Indonesia sebagai lapisan atas (top layer) dari engineered wood flooring—sesuatu yang sebelumnya lazimnya menggunakan kayu impor seperti oakwood atau walnut.
Kayu karet, yang dulunya hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar setelah masa produktifnya selesai, kini diberi kehidupan kedua oleh TEKA. Selama bertahun-tahun, TEKA telah menggunakan kayu karet sebagai bagian inti (core) produk mereka. Namun melalui riset dan pengembangan mendalam, kini TEKA membuktikan bahwa kayu lokal Indonesia juga mampu bersaing secara estetika dan performa di tingkat global.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Catat Laba Bersih Rp 367 Miliar pada Kuartal I-2025
Selanjutnya: Cermati Saham-Saham yang Banyak Dikoleksi Asing Sepekan Ini, ANTM dan BBCA Terbanyak
Menarik Dibaca: Transisi Menuju Musim Kemarau, Hujan Meningkat di Selatan Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News