Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Nasib raibnya Satelit Telkom-3 mulai terkuak. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mulai mendapat gambaran jelas soal keberadaan satelit tersebut.
Menurut Head of Corporate Communication and Affair Telkom, Slamet Riyadi, Telkom sudah mendapat penjelasan dari hasil investigasi ISS Reshetnev, perusahaan asal Rusia yang didapuk sebagai pelaksana peluncuran satelit naas tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan sementara (preliminary calculation) yang Telkom terima dari Reshetnev per tanggal 9 Agustus, Satelit Telkom-3 saat itu sedang melayang-layang di ketinggian maksimum 5.014 km. Sayang, ketinggian orbit tersebut masih jauh dari yang diharapkan Reshetnev, yakni berada di ketinggian orbit 36.000 km. "Artinya adalah satelit tersebut kemungkinan besar tidak bisa dipergunakan sama sekali," kata Slamet dalam keterangan rilisnya.
Melihat hasil negatif ini, Telkom langsung mengambil langkah kontingensi. Maklum, dari sekitar 42 transponder yang ada di satelit tersebut, sekitar 20 transponder rencananya bakal Telkom pergunakan untuk menambah kapasitas Telkom secara group.
Langkahnya adalah memaksimalkan dua satelit Telkom yang sudah beroperasi. Serta menyewa beberapa satelit. "Kalau masih kurang, kami akan usahakan untuk menambah jumlah satelit sewaan," katanya lagi.
Telkom memang harus bergerak cepat. Pasalnya, sudah ada beberapa pelanggan yang ingin memanfaatkan Satelit Telkom-3. Nah, supaya si pelanggan tidak kecewa, Telkom pun terpaksa menyewa satelit sewaan. Langkah ini untuk menjamin kesinambungan bisnis PT Telkom.
Telkom mengklaim hilangnya Satelit Telkom-3 ini tidak bakal mengganggu kinerja bisnis mereka. Meskipun nilai satelit ini sebesar US$ 200 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun lebih. Pasalnya, satelit ini sudah diasuransikan secara penuh ke PT Asuransi Jasa Indonedia (Jasindo).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News