Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjalin kerja sama dengan Huawei untuk menghadirkan terobosan baru dalam mengakselerasi transformasi digital bagi dunia usaha melalui teknologi terkini.
Kerja sama ini diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman strategis Telkom dan Huawei yang dilakukan di sela ajang Mobile World Congress 2024 (MWC24) di Barcelona, Spanyol.
Melalui kolaborasi ini, Telkom berharap akan semakin memperkuat kapabilitasnya dalam dalam membangun ekosistem solusi digital dunia usaha di Indonesia sekaligus membuka peluang pasar B2B.
Vice President Enterprise Business Orchestration Telkom, Iwan Rusdarmono mengatakan, ajang ini jadi momen bagi TeIkom mengembangkan kerja sama dengan global partner, untuk semakin memperkuat peran Telkom dalam membangun ekosistem digital dunia usaha Indonesia.
“Pemanfaatan teknologi terkini seperti Cloud dan AI, akan memperkaya solusi digital yang saat ini sudah ada. Diharapkan dunia usaha semakin memiliki daya saing melalui peningkatan produktivitas dan juga efisiensi,” ungkap Iwan, dalam siaran pers, Jumat (1/3).
Baca Juga: Telkom (TLKM) Berambisi Menjadi Raja Pasar Data Center
Pada saat yang sama, Presiden ICT Product Portfolio Management & Solution Huawei, Ma HaiXu menambahkan, MWC24 ini merupakan ajang yang tepat untuk mulai merealisasikan langkah dalam memanfaatkan peluang strategis cloud dan AI.
Layanan yang diluncurkan dalam ajang MWC24 ini adalah penyediaan solusi video surveillance berbasis cloud dan AI. Layanan ini akan memperkaya solusi konvergen yang sudah dimiliki Telkom, yang terdiri dari digital connectivity, digital platform dan digital service.
Dengan konektivitas dan perangkat yang sudah ada, penambahan layanan ini akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar bagi pelanggan. Video surveillance berbasis cloud dan AI ini akan menyimpan dan mengolah informasi yang ada, untuk memberikan peringatan dan mengantisipasi ketidakefisienan dunia usaha dari mulai hal yang dasar.
“Seperti antisipasi ketidakpuasan layanan karena antrean yang panjang, potensi adanya ancaman keselamatan dan keamanan, maupun mitigasi atas peluang terjadinya fraud yang dilakukan baik oleh pihak internal maupun dari eksternal,” jelas Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News