kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

TelkomVision Bidik Hak Siar Piala Dunia 2010


Rabu, 05 Agustus 2009 / 06:25 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Dewi Fortuna tampaknya sedang menaungi PT Indonusa Telemedia. Selain tinggal menunggu kontrak hak siar Liga Inggris, operator televisi berbayar TELKOMVision dan Yes TV ini tampaknya juga akan bisa menyiarkan Piala Dunia 2010. "Kami sedang menjajaki tawaran kerjasama dari Matrix Parabola untuk menayangkan piala dunia Afrika Selatan 2010," ujar Direktur Utama Indonusa Telemedia Rahadi Arsyad kemarin.

Menurut Rahadi, hak siar yang didapat Matrix adalah hak siar untuk televisi berbayar (pay TV). Maka, Matrix harus menggandeng operator pay TV. Rahadi berpendapat, peluang TELKOMVison bergandengan dengan Matrix untuk menyiarkan piala dunia cukup besar. Sebab, frekuensi perangkat digital buatan Matrix dengan kanal siaran Telkom Vision relatif sama. "Telkom Vision satu-satunya pay TV yang sama-sama bermain di frekuensi C seperti perangkat Matrix," ujar Rahadi.

Matrix adalah penyedia decoder parabola. TELKOMVision pun biasa menggunakan decoder Matrix bagi para pelanggannya. Nah, kalau Matrix memilih pay TV lain, ia harus mengadakan perangkat lagi yang frekuensinya cocok.

Matrix dan TELKOMVision pernah bekerjasama saat Piala Dunia Jerman 2006. Kala itu, SCTV sebagai pemegang hak siar piala dunia menjalin kontrak eksklusif dengan Matrix. Dengan decoder dari Matrix, pemilik parabola biasa bisa langsung mengakses siaran Piala Dunia. Nah, ketika itu, setiap pembeli Matrix mendapat bonus gratis berlangganan TELKOMVision selama tiga bulan.

Sekadar mengingatkan, hak untuk penayangan piala dunia 2010 di Indonesia jatuh ke tangan Electronic City Entertainment (ECE). Meski belum mengonfirmasi kerjasamanya dengan Matrix, manajemen ECE menyatakan, pihaknya memang tidak menyelenggarakan lelang secara terbuka.

"Kami melakukan pendekatan langsung secara paralel dan memberikan penawaran yang bersifat join corporation," ujar Fary Farghob Direktur Penjualan dan Pemasaran ECE. Fary menambahkan pihaknya akan mengutamakan penyelenggara siaran yang bisa mengemas acara secara menarik dan kreatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×