Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Amailia Putri
Prima Tbk ditengarai akan lebih leluasa melakukan ekspansi setelah BUMN investasi asal Singapura, Temasek Holdings, masuk sebagai pemegang saham. Emiten berkode saham MPPA ini berniat membuka lebih banyak gerai pada 2014 mendatang.
Fernando Repi, Corporate Communication Manager Matahari Putra Prima mengatakan, masuknya Temasek belum akan berpengaruh terhadap kebijakan operasional perusahaan. Namun, secara manajerial, akan ada perubahan. Utusan Temasek, Jeffery Chua Siang Hwee masuk menjabat sebagai komisaris independen. "Mungkin, pengaruhnya baru terasa tahun depan," ujar Fernando kepada KONTAN, Minggu (7/7).
Yang jelas, lanjut Fernando, Matahari akan melakukan ekspansi besar-besaran tahun depan. Perusahaan itu berencana membuka sekitar 22 gerai hingga 23 gerai Hypermart. Sementara tahun ini, anak usaha Grup Lippo tersebut berencana membuka 20 gerai Hypermart baru.
Belanja online
Hingga semester pertama tahun ini, MPPA telah membuka tiga gerai Hypermart baru. Ketiga gerai Hypermart itu masing-masing berlokasi di Palembang, Ambon, dan Bali. Manajemen MPPA tengah mempersiapkan pembukaan beberapa gerai Hypermart selanjutnya. Gerai-gerai itu berlokasi di Pematang Siantar Sumatra Utara, Mataram Nusa Tenggara Barat, dan Tegal Jawa Tengah. "Bulan ini, kami akan buka tiga gerai baru lagi," jelas Fernando.
Selain membuka gerai baru Hypermart, Matahari Putra Prima juga sedang mempersiapkan strategi bisnis baru. Hypermart akan membuka layanan belanja online untuk semua produk yang dijual. Selain itu, perusahaan itu juga akan mengasuransikan untuk setiap produk elektronik yang dijual Hypermart. Namun, Fernando belum mau menjelaskan detail terkait rencana tersebut.
Sekadar mengingatkan, Temasek dan induk usaha MPPA, PT Multipolar Tbk (MLPL), menandatangani kesepakatan jual beli saham MPPA. Pada 18 Februari 2013, Anderson Investments, anak usaha Temasek, menguasai 26,1% saham MPPA dari pasar sekunder pada harga Rp 2.050 per saham. Total nilai transaksinya US$ 300 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun.
Pola transaksinya Anderson Investments membeli Equity Linked Instrument senilai US$ 300 juta yang dikeluarkan oleh Prime Star Investment Pte Ltd, anak usaha MLPL. Equity linked inilah selanjutnya ditukar guling dengan 26,1% saham MPPA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News