Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan maraknya fenomena mal sepi yang tersebar di Jabodetabek, para tenant restoran, fashion, dan lifestyle kini menjajaki lokasi lain seperti di rest area, bandara, perumahan, tempat olahraga, dan lain-lain.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Rest Area Indonesia (Aprestindo) R Widie Wahyu GP mengatakan, di rest area harga sewa kira-kira sekitar harga sewa mal kelas B.
"Artinya, harga sewa memang lebih murah daripada di mal," kata Widie saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (31/8).
Widie menilai penyebab para tenant berpindah lantaran tidak semua mal ramai, jika ramai pun, daya beli pengunjung menurun.
Baca Juga: Mal Tidak Lagi Populer di Kalangan Pedagang, Sekarang Beralih Kemana?
"Jadi, secara pendapatan tenant belum tentu baik. Jika tenant buka di area perumahan-perumahan besar seperti Pantai Indah Kapuk (PIK), Bumi Serpong Damai (BSD), Alam Sutera, Rest area, maka traffic pasarnya sudah lebih terukur," ungkap Widie.
Menurut Widie, tenant yang sudah mulai keluar dari mal setahuan Aprestindo antara lain Gramedia, McD, Pizza, KFC, dan lain-lain.
Menurut Widie, tiap harga sewa beda-beda di tiap rest area dan ruas tol. Sayangnya, Widie engga menyebutkan berapa besaran biaya sewa sebagai perbandingan harga sewa tenant di mal.
Adapun, diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia, Alphon menuturkan, mal atau pusat perbelanjaan saat ini masih tetap menarik dan diminati oleh para retailer.
Baca Juga: Di Kampus UI, Anies Sampaikan Kritik Soal Skema Pembebasan Lahan Proyek Jalan Tol
Bahkan, lanjut Alphon, banyak pusat perbelanjaan yang memiliki tingkat okupasi tinggi, yang mengharuskan retailers menunggu antrean untuk menyewa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News