Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kinerja PT Champion Pacific Indonesia Tbk dalam tiga bulan pertama tahun ini, memang belum maksimal. Tapi, kini emiten dengan kode saham IGAR itu bakal mendapat peluang baru untuk mendorong lagi kinerjanya.
Salah satunya adalah hasil tender pengadaan obat untuk program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sempat tertunda awal tahun, tender obat akhirnya digelar April. Selain perusahaan farmasi, perusahaan kemasan seperti Champion Pacific pun bakal kecipratan untung.
Antonius Muhartoyo, Direktur Utama Champion Pacific pun menyambut baik hasil tender obat tersebut. "Ini informasi menggembirakan. Kami akan perbaiki sistem biar tidak banyak barang reject dan mengetatkan efisiensi," tutur Anton kepada KONTAN, Rabu (4/5).
Selama ini, kemasan farmasi selalu mendominasi produk kemasan Champion Pacific. Bahkan, tahun lalu porsinya mencapai 98% terhadap total penjualan.
Tahun ini, Antonius menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 15%. "Namun jangan lihat dari kinerja 2015. Karena kami sebut tahun lalu kondisi tidak normal. Untuk tahun ini, kami berkaca pada kinerja 2014," ujar Anton.
Saat ditanya soal revisi target terkait hasil tender obat JKN, Anton bilang, budget target perseroan sudah terbilang cukup tinggi. Untuk itu, dia masih mempertahankan target Champion Pacific tahun ini.
Anton juga menegaskan, perseroan masih akan fokus mendorong penjualan kemasan farmasi meskipun marjin di kemasan makanan dan minuman lebih baik. "Ini hanya masalah strategi. Karena tidak semua perusahaan kemasan mau masuk ke farmasi. Yang penting ekonomi bagus dan dollar sudah tidak melonjak," katanya.
Champion Pacific juga belum akan melakukan ekspansi besar-besaran untuk mengantisipasi lonjakan permintaan kemasan atas hasil tender JKN. Anton menuturkan, perseroan masih fokus untuk meningkatkan utilisasi pabrik yang ada karena baru mencapai 95%.
Informasi saja, dalam tiga bulan pertama tahun ini, penjualan Champion Pacific turun 2,01% dari Rp 185,87 miliar menjadi Rp 182,13 miliar. Namun perseroan berhasil mencatat kenaikan pendapatan lainnya sebesar 352% dari Rp 206,78 juta menjadi Rp 935,21 juta dan penurunan beban lainnya sebesar 34,17% menjadi Rp 1,31 miliar dari Rp 1,99 miliar.
Dalam laporan keuangan Champion Pacific, pos pendapatan lainnya berasal dari pendapatan bunga dan keuntungan penjualan aset yang masing-masing bernilai Rp 720,64 juta dan Rp 214,54 juta. Sementara, catatan beban lainnya berasal dari penurunan kerugian kurs mata uang asing dari Rp 1,37 miliar menjadi Rp 615,16 juta.
Alhasil, laba bersih Champion Pacific per Maret 2016 mencapai Rp 19,16 miliar. Angka ini tumbuh 33,24% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu Rp 14,38 miliar.
Sementara itu, dari catatan penjualan sebesar Rp 182,13 juta, sebanyak Rp 147,27 juta merupakan hasil penjualan kemasan industri farmasi dan sisanya Rp 34,86 miliar merupakan penjualan kemasan non farmasi. Artinya, penjualan produk kemasan industri farmasi menyumbang penjualan 80,86%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News