Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pemerintah akan menggelar tender ulang proyek kereta api Bandara Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang pada pertengahan 2011.
Keputusan tender ulang itu dilakukan lantaran pemerintah merombak desain besar (grand design) proyek.
Dalam rencana awal, pembangunan jalur kereta api hanya akan menggunakan satu jalur kereta api dengan biaya sekitar Rp 4,6 triliun.
Tapi, belakangan, rencana pemerintah berubah. Pemerintah bakal membangun dua jalur kereta api. Pertama, jalur ekspres yang menghubungkan Manggarai-Angke-Pluit-Bandara. Kedua, jalur komuter yang melewati Kota Tangerang.
Gara-gara perubahan desain ini, nilai proyeknya membengkak menjadi Rp 10 triliun. Karena itu, "Akan dilakukan tender ulang karena sudah banyak perubahan," kata Bambang Susantono, Wakil Menteri Perhubungan, usai acara diskusi publik mengupas kompleksitas Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (9/12).
Rencananya, tender proyek itu bakal diikuti oleh pemain industri kereta api dari Korea Selatan, China, dan Jepang.
Untuk persiapkan awal proyek, pemerintah sudah bekerjasama dengan Jepang dalam studi kelayakan, penyusunan dokumen tender, dan pengadopsian standar kereta api bandara.
Dalam proyek ini, pemerintah baru mengantongi dana Rp 1,5 triliun. Dana itu rencananya akan digunakan untuk pembebasan lahan di lokasi pembangunan.
Pengucuran dana dilakukan dalam tiga tahap: pertama pada 2011 senilai Rp 450 miliar, kedua pada tahun 2012 senilai Rp 600 miliar, dan ketiga pada tahun 2013 sebesar Rp 450 miliar.
Direktur Angkasa Pura II Tri S. Sunoko berharap, proyek kereta api itu menjadi solusi transportasi bandara. Pasalnya, Bandara Soekarno-Hatta tidak memiliki angkutan alternatif.
"Keberadaan kereta api bandara akan sangat membantu," harap Tri yang mengaku akan mengalokasikan lahan untuk dijadikan stasiun kereta di lokasi Bandara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News