kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.450   35,00   0,21%
  • IDX 6.380   -139,26   -2,14%
  • KOMPAS100 926   -23,75   -2,50%
  • LQ45 725   -12,49   -1,69%
  • ISSI 196   -6,34   -3,13%
  • IDX30 379   -3,71   -0,97%
  • IDXHIDIV20 456   -5,75   -1,25%
  • IDX80 105   -2,26   -2,11%
  • IDXV30 108   -2,36   -2,13%
  • IDXQ30 124   -0,95   -0,75%

Terdampak Efisiensi Anggaran, Tingkat Hunian Hotel Turun Hingga 20%


Selasa, 04 Maret 2025 / 20:02 WIB
Terdampak Efisiensi Anggaran, Tingkat Hunian Hotel Turun Hingga 20%
ILUSTRASI. Seorang petugas membersihkan kamar hotel di Rail Transit Suite, Jakarta, Kamis (19/12/2024). Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan Presiden Prabowo Subianto mulai berdampak signifikan terhadap sektor perhotelan.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan Presiden Prabowo Subianto mulai berdampak signifikan terhadap sektor perhotelan. Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) mengungkapkan bahwa tingkat hunian hotel di berbagai daerah mengalami penurunan yang cukup besar.

Ketua Umum IHGMA, I Gede Arya Pering Arimbiwa, dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa (4/3), menyampaikan bahwa berdasarkan survei DPP IHGMA sejak Februari 2025 terhadap 315 hotel jaringan mereka, terjadi penurunan tingkat hunian nasional sebesar 10% hingga 20%.

"Ini setara dengan kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar dibandingkan dengan periode tahun lalu," ujar Gede Arya.

Baca Juga: Menilik Dampak Efisiensi Belanja Pemerintah pada Industri Hotel dan Restoran di 2025

Ia menjelaskan bahwa penurunan okupansi paling signifikan terjadi di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Kota-kota tersebut merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan bisnis yang selama ini menjadi pasar utama industri perhotelan.

Dalam konferensi tersebut, IHGMA menekankan pentingnya inovasi dalam strategi pemasaran serta diversifikasi target pasar untuk mengurangi ketergantungan terhadap segmen MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions).

"Kami harus mengubah strategi bisnis agar tetap bertahan, namun proses ini membutuhkan waktu yang tidak singkat," kata Gede Arya.

Dengan perubahan kondisi pasar, industri perhotelan diharapkan dapat segera beradaptasi dan menemukan solusi inovatif agar dapat bertahan dan berkembang di tengah kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.

Baca Juga: Tingkat Hunian Hotel di Mekkah dan Madinah Meningkat, Begini Strategi AMPHURI

Penasehat IHGMA, I Nyoman Sarya, menegaskan bahwa kerja sama antara industri perhotelan dan pemerintah perlu diperkuat untuk menemukan solusi jangka panjang.

"Solusi ini tidak hanya harus berorientasi pada efisiensi anggaran, tetapi juga mempertimbangkan keberlangsungan sektor perhotelan sebagai salah satu pilar utama pariwisata nasional," pungkasnya.

Selanjutnya: Kinerja Positif, Tugu Insurance Bukukan Laba Inti 706 Miliar

Menarik Dibaca: 8 Efek Makan Pedas Berlebihan, Jerawatan hingga Gastritis Akut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×