Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengeluhkan maraknya importasi produk keramik jenis Homogeneous Tiles (HT) dari Cina, India, dan Vietnam. Keberadaan barang-barang impor tersebut di pasar dalam negeri disinyalir telah menekan kinerja industri keramik HT dalam negeri.
Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto mengatakan, dari total kapasitas produksi HT nasional yang mencapai 160 juta m2 per tahun, utilisasi produksi keramik HT nasional saat ini hanya mampu mencapai 46%.
“Produk HT lokal terganjal oleh beberapa unfair trade terutama produk dari Cina dan India yang terindikasi melakukan praktik dumping, transhipment, dan pemberian export tax refund sebesar 14% dari Pemerintah Cina,” kata Edy dalam keterangan tertulis.
Baca Juga: Asaki: Harga gas US$ 6 per mmbtu dan safeguard dorong pemulihan industri keramik
Melihat kondisi yang ada, Asaki menilai bahwa pemerintah perlu mengambil sikap. Beberapa langkah yang diharapkan Asaki dari pemerintah antara lain meliputi; pengetatan syarat SNI impor, penetapan pelabuhan impor terbatas, penetapan minimum import price, dan penetapan tata niaga impor keramik.
Nantinya, Asaki melalui anggotanya siap mensubtitusi barang-barang impor yang ada. Edy berujar, salah satu anggota Asaki, yakni PT Arwana Citramulia Tbk, telah melakukan pembangunan pabrik HT berkapasitas 3 juta m2 per tahun yang baru di Mojokerto Jawa Timur.
Targetnya, pabrik anyar PT Arwana Citramulia Tbk bisa mulai melakukan kegiatan produksi pada akhir kuartal I 2021 mendatang. Kehadiran pabrik anyar tersebut dapat membantu Asaki mengisi ceruk pasar HT dalam negeri yang sebelumnya diisi oleh barang-barang impor.
Selanjutnya: Kemenperin bakal terapkan harga gas US$ 6 per mmbtu bagi industri lainnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News